Gerbong Aling-Aling Kosong Border Kereta Berjubel
Ibu muda yang sedang menggendong anaknya yang berusia 1,5 tahun masuk ke gerbong kedua yang sudah dipadati penumpang.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Seorang ibu bersama suaminya harus keluar gerbong penumpang pertama karena diusir petugas untuk pindah ke gerbong lain. Ibu muda yang sedang menggendong anaknya yang berusia 1,5 tahun masuk ke gerbong kedua yang sudah dipadati penumpang.
Namun apa daya, dia mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam dan mencari tempat. Akhirnya dia tetap memilih berada di dekat border kereta api bersama dengan suami dan anaknya, serta sembilan orang lainnya.
Meski merasa tidak aman, wanita ini tetap bersikeras berada di border. "Ya kalau di gerbong lain ada tempat kosong, jika tidak? Capek mendingan di sini saja," ucap Ika (27) yang bersandar di dinding border kereta ekonomi Pasundan di Stasiun Lempuyangan, Yogya, Senin (7/2/2011).
Wanita ini mengaku memiliki karcis tanpa tempat duduk, namun dia mendapatkan kesempatan untuk duduk di gerbong aling-aling. "Tadi ada beberapa pedagang yang membobol kawat yang mengikat pegangan pintu. Kita langsung masuk saja biar dapat tempat," akunya sambil menenangkan anaknya yang tampak gusar.
Istri dan suami yang hendak turun di Solo Jebres ini berangkat dari Bandung dengan menggunakan kereta api Pasundan dengan tujuan terakhir Surabaya. Mereka diusir petugas kereta api saat berada di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta.
Sementara itu, petugas kereta api daerah operasi Surabaya yang berada di kereta itu mengaku sempat kualahan mengatasi penumpang yang masuk ke dalam gerbong yang dikosongkan itu.
"Sebenarnya saat berangkat dari Bandung sudah diumumkan dari pihak stasiun untuk tidak boleh menempati gerbong aling-aling. Namun mereka keras kepala dan kita sebagai pelaksana yang disalahkan, padahal ini perintah dari direktur PT KAI," keluh Petugas Layanan Kereta PT KAI bagian teknisi, Harijanto (38) yang sedang duduk di dalam gerbong makan.
Pria yang mengenakan seragam biru ini menuturkan saat di Stasiun Cipende, dia sempat berkeliling untuk memeriksa penumpang. Saat di gerbong pertama dia menemukan ternyata di gerbong yang seharusnya dikosongkan dengan alasan keamanan tersebut terisi dengan penumpang.
"Para penumpang kadang meminta untuk dibukakan gerbong yang kosong. Jika saya turuti saya nanti yang disalahkan atasan," ucapnya.
Mangenai keamanan penumpang di border, pria yang akrab dipanggil Hari ini mengatakan penumpang memang dilarang untuk berada di border, namun masih diperbolehkan untuk berada di dekat toilet. "Ya, inilah kondisinya. Kalau kita melarang, mereka juga tidak dapat tempat duduk di dalam," pungkas pria yang telah bekerja di PT. KAI itu sejak 1995. (*)

