Sleman
Lumbung Siaga, Langkah Antisipatif Dinsos Sleman untuk Desa Rawan Bencana
Menurut Eko, Lumbung Siaga Bencana menjadi metode yang tepat dan efektif untuk diterapkan di Sleman.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Sosial (Dinsos) Sleman akan semakin memperbanyak Lumbung Siaga Bencana.
Penambahan tersebut seiring meningkatnya jumlah Kampung Siaga Bencana (KSB) di Sleman.
Kadinsos Sleman Eko Suhargono mengatakan sudah ada 14 desa di 13 kecamatan yang berstatus sebagai KSB.
• Belum Semua Desa di Daerah Rawan DIY Tangguh Bencana, Termasuk Pesisir Pantai Selatan
"Lewat pengukuhan 9 desa hari ini, maka total sekarang ada 23 KSB," kata Eko di Gedung Serbaguna Sleman, Selasa (23/07/2019) pagi.
Eko menjelaskan, Lumbung Siaga Bencana berfungsi sebagai antisipasi saat bencana terjadi.
Nantinya lumbung tersebut akan diisi dengan buffer stock stay logistik sesuai kebutuhan warga desa terdampak bencana.
Logistik yang disiapkan antara lain bahan pangan, peralatan dapur umum, pakaian, hingga berbagai kebutuhan lainnya.
Sebanyak 50 personel pun disiagakan jika terjadi bencana.
"Mereka mendapatkan berbagai pelatihan hingga simulasi bencana yang dilakukan secara rutin. Kegiatan tersebut melibatkan Satgas Tagana tiap desa," jelas Eko.
• Komisi A DPRD DIY dan BPBD DIY Telah Persiapkan Berbagai Instrumen Terkait Penanggulangan Bencana
Menurut Eko, Lumbung Siaga Bencana menjadi metode yang tepat dan efektif untuk diterapkan di Sleman.
Sebab jika terjadi bencana, warga desa bisa cepat bergerak tanpa harus menunggu pemerintah daerah.
Biaya untuk KSB hingga Lumbung Siaga Bencana pun berasal dari berbagai sumber.
Eko menyebutnya sebagai sistem co-sharing.
"Dananya bersumber dari bantuan pemerintah pusat, provinsi, hingga desa," ujarnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
