Internasional

Militer Sudan Tangkap Omar Al-Bashir dan Para Pembantu Dekatnya

Militer Sudan mendepak Presiden Omar al-Bashir dari semua jabatan dan kedudukannya di negeri Afrika yang dilanda kemelut.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Gaya Lufityanti
Aljazeera
Demo di Khartoum, Sudan pecah sejak Desember 2018, menuntut lengsernya Presiden Omar al-Bhasir 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW  – Militer Sudan menyatakan telah menangkap Presiden Omar al-Bashir dan para pembantu terdekatnya.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Sudan Ahmed Awad Ibn Auf mengumumkan pembentukan Dewan Militer, yang akan menjalankan pemerintahan hingga dua tahun ke depan.

"Rakyat telah berdemonstrasi sejak Desember 2018, dan rezim tidak melakukan apapun kecuali mengingkari janji,” kata Ahmed Awad Ibn Auf lewat pidatonya di televisi negara.

Sumber elite Sudan kepada Sputniknews, menyebutkan penangkapan tokoh-tokoh loyalis Omar al-Bashir terus dilakukan.

Baca: Menikmati Manis-Gurihnya Gurameh Bakar Ala Jambon Resto

Di sisi lain, dinas intelijen Sudan membebaskan para tahanan politik di seluruh penjuru negeri.

Mereka sebelumnya ditangkap karena dituduh menggerakkan unjukrasa melawan rezim.

Diberitakan sebelumnya, militer Sudan mendepak Presiden Omar al-Bashir dari semua jabatan dan kedudukannya di negeri Afrika yang dilanda kemelut.

Pelengseran Omar al-Bashir ini bagian dari kudeta yang dilancarkan militer Sudan menyusul aksi protes keras selama sepekan belakangan ini.

Kabar ini diwartakan situs berita stasiun televisi Al Mayadeen dan Al Masdar News di Beirut, Lebanon, Kamis (11/4/2019).

Baca: Tank-tank Muncul di Khartoum, Militer Sudan Depak Presiden Omar al-Bashir

Informasi yang diperoleh Al Masdar dari sumber-sumber mereka di Khartoum menyebutkan, pasukan AD Sudan menguasai stasiun televisi negara.

Tank-tank ditempatkan di berbagai titik di ibukota.

"Militer akan segera mengumumkan pernyataan penting. Silakan ditunggu,” kata pembawa acara di televisi Sudan.

Suara tembakan sempat terdengar di dekat markas besar militer Sudan.

Unjuk rasa terjadi sejak Desember 2018, memprotes gelombang kenaikan harga bahan pangan.

Massa juga menentang kekuasaan al-Bashir yang sudah berlangsung selama tiga decade, atau 30 tahun.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved