Sleman

Disperindag Sleman Bantu Industri Jamu di Sleman

Berbagai upaya dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sleman (Disperindag) Sleman untuk menyokong pertumbuhan industri jamu.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Berbagai upaya dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sleman (Disperindag) Sleman untuk menyokong pertumbuhan industri jamu.

Salah satu sentra jamu yang produktif adalah Kelompok Jamu Bima Sejahtera bertempat di Dusun Gesikan, Desa Merdikorejo, Tempel.

Namun demikian, diakui kelompok tersebut, masih banyak kendala yang dihadapi dalam memproduksi jamu, salah satunya adalah aspek legalitas dan ketersediaan bahan baku.

Baca: Industri Jamu Akan Masuk Padat Karya

Selama ini, upaya Disperindag untuk menyokong Kelompok Jamu Bima Sejahtera adalah dengan dikukuhkannya sentra jamu Gesikan dengan Surat Keputusan Bupati no. 56/Kep. KDH/A/2018.

Selain itu ada pula bimbingan teknis Good Manufacturing Practice.

"Pengukuhan tersebut kami laksanakan dengan maksud untuk penguatan kelembagaan sentra, peningkatan daya saing produk jamu, peningkatan jejaring bahan baku dan pemasaran," ungkap Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sleman, Dwi Wulandari, Senin (1/4/2019).

Setelah pengukuhan sentra jamu Gesikan di tahun kemarin, maka di tahun 2019 ini Disperindag Sleman bakal memprogamkan pendampingan manajemen usaha bagi Kelompok Jamu Bima Sejahtera.

Selain itu, juga dengan memberikan kesempatan kepada sentra jamu Gesikan untuk ikut berpatisipasi dalam beberapa event, seperti hari jadi Korpri dan run safety milineal di lapangan Denggung.

Jauh sebelumnya, pihaknya telah melakukan pembinaan terkait penggunaan bahan tambahan berbahaya pada jamu dan aspek higienis tempat usaha bersama dengan BBPOM DIY.

Baca: 32 Minimarket Modern Belum Ajukan Izin, Disperindag Sleman Beri Peringatan

"Kami telah melaksanakan bimbingan teknis Good Manufacturing Practice atau cara produksi yang baik dan benar bekerja sama dengan BBPOM DIY dilanjutkan dengan studi orientasi untuk melihat dari dekat penerapan GMP dari PT Sido Muncul," paparnya.

Terkait dengan ketersediaan bahan baku sendiri, Wulan mengatakan jika bahan baku yang dibutuhkan oleh Kelompok Jamu Bima Sejahtera, masih berasal dari pasar Beringharjo dan pasar tradisional yang terdekat.

Ia pun memberikan saran agar masyarakat Gesikan dapat membudidayakan bahan baku sendiri.

"Yaitu dengan budidaya empon empon di sekitar rumah dan tegalan masing masing perajin," terangnya.

Baca: Air Mata Desi Si Penjual Jamu Mirip Syahrini Tumpah saat Ceritakan Kisah Pahit Hidupnya

Ketua Kelompok Jamu Bima Sejahtera, Sarjana memaparkan, ketersediaan bahan baku masih menjadi problematika tersendiri yang harus dihadapi oleh kelompoknya.

"Bahan baku masih kurang, harus mendatangkan dari wilayah Kulonprogo, Gunung Kidul, dan Bantul. Untuk kunir asem, asemnya dari Bantul sedangkan untuk beras kencur itu pada saat ini sangat langka bahan bakunya dan juga mahal," ungkapnya.

Selain itu, kendala lain yang diraskaan adalah dari sisi legalitasnya.

Sarjana mengungkapkan, ketika mengundang BPOM ia harus merogoh kocek hampir senilai Rp3 juta untuk membayar apoteker.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved