Kulon Progo

Retakan Tanah Sepanjang 20 Meter Muncul di Tonogoro Kulon Progo

Saat ini retakan sudah menganga sekitar 10 sentimeter diikuti amblesnya tanah berkedalaman 30 sentimeter.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Retakan tanah sepanjang sekitar 20 meter muncul di perbukitan Pedukuhan Tonogoro, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo.

Kondisi itu muncul sejak beberapa tahun terakhir dan retakan terus memanjang.

Dukuh Tonogoro, Nuryanti mengatakan saat ini retakan sudah menganga sekitar 10 sentimeter diikuti amblesnya tanah berkedalaman 30 sentimeter.

Amblesnya tanah diketahui warga pada Minggu (3/3/2019) setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan bukan sekali ini saja terjadi.

Baca: On Trend: 6 Gaya Mix and Match Koleksi Terbaru Gaudi Clothing

Kondisi itu berpotensi menimbulkan tanah longsor dan mengancam beberapa rumah warga di sekitarnya

"Ada empat rumah dengan 14 jiwa yang terancam kalau kondisi retakan makin parah dan terjadi longsor," kata Nuryanti pada Tribunjogja.com, Kamis (7/3/2019).

Keempat rumah itu yakni milik Sukijan (45) di bagian atas bukit dan berjarak sekitar lima meter dari lokasi retakan. Juga, rumah milik Sujari (65) Turdi (70), serta Sumiyadi (60) sekitar 20 meter di bawah lereng bukit.

Nuryanti menyebut, hampir semua titik di wilayah pedukuhannya rawan terjadi tanah longsor.

Baca: DKP Kulon Progo Restocking Ribuan Ikan Tahun Ini

Pada 2018 lalu juga terjadi retakan tanah berujung longsor yang menutup akses jalan setempat.

Untuk kondisi retakan yang muncul saat ini, pihak kecamatan sudah turun tangan meski belum membuahkan hasil.

"Masyarakat di sekitar lokasi hanya diimbau lebih waspada dan mengungsi sementara waktu jika ada hujan berkepanjangan," kata Nuryanti.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo juga telah melakukan pemantauan terhadap retakan tanah di Tonogoro tersebut.

Baca: Ancam dan Peras Mahasiswa, Pemuda Asal Kulon Progo Diciduk Polisi

Dari hasil assesment, retakan dinilai masih tergolong aman karena merupakan peristiwa alam yang sudah kerap terjadi setiap tahunnya kala musim hujan.

Meski begitu, BPBD berencana menggandeng akademisi untuk menelitinya.

"Retakan sudah muncul sejak 2015 silam dan saat ini masih tergolong aman. Tidak perlu ada relokasi," kata Kepala BPBD Kulon Progo, Ariadi.

Selain Kalibawang, kerawanan terhadap tanah lingsor juga ditemui di Kokap, Girimukyo, dan Samigaluh.

Sejumlah unit Early Warning System (EWS) dipasang pada beberapa tiik serta dibentuk Desa Tangguh Bencana.

Masyarakat juga diimbau untuk menjaga alam serta menanam pohon untuk pengikat tanah dan mencegah tanah longsor.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved