Kulon Progo

Hati-Hati, Nyamuk DBD Sudah Beradaptasi

Ini lantaran nyamuk pembawa vektor DBD kini sudah beradaptasi untuk hidup pada kontur wilayah dataran maupun pegunungan.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
IST
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Baning Rahayujati menunjukkan grafik siklus enam tahunan kasus demam berdarah di Kulon Progo. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan Kulon Progo menyatakan hampir seluruh wilayah kabupaten itu berpotensi terjadinya kemunculan kasus penyakit demam berdarah Dengue (DBD).

Ini lantaran nyamuk pembawa vektor DBD kini sudah beradaptasi untuk hidup pada kontur wilayah dataran maupun pegunungan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kulon Progo, Baning Rahayujati mengatakan bahwa jumlah kasus DBD di Kulon Progo saat ini dalam tren menurun namun area penyebarannya justru meluas.

Jika dulunya penyakit itu lebih banyak muncul di wilayah datar, kasusnya kini mulai muncul pada wilayah pegunungan.

Baca: Angka DBD di Kota Magelang Menurun, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

"Bukan karena pendatang tapi nyamuk pembawa vektornya memang sudah beradaptasi untuk hidup di dataran tinggi seperti pegunungan,"kata Baning, Kamis (10/1/2019).

Di sisi lain, pola musim saat ini juga berubah.

Adanya hujan sepanjang tahun itu sangat berpengaruh pada tingkat kemunculan penyakit tersebut, terutama menyangkut siklus enam tahunan yang selalu terjadi.

Siklus tersebut merupakan pola jumlah penderita DBD di Kulon Progo yang selalu terjadi lonjakan tiap enam tahun sekali.

Pola ini oleh Dinkes dihitung sejak temuan kasus DBD pada 1998 hingga sekarang.

Adapun pada 2018 lalu jumlah penderita DBD di Kulonprogo sebanyak 109 orang.

Terjadi peningkatan dibanding 2017 yang berjumlah 79 orang.

Sementara pada 2016 menjadi lonjakan tertinggi dalam enam tahun terakhir sebanyak 381 penderita.

Jika merujuk pada pola tersebut maka dimungkinkan 2022 dihitung sejak 2016 akan kembali terjadi lonjakan.

Baca: Pemkot Yogya Kerjasama dengan Swedia untuk Pemasangan Aplikasi EWS Demam Berdarah

"Harapan kami, angka kasusnya tahun ini tetap lebih rendah lagi meski trennya naik. Kami berusaha mengantisipasinya dengan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2TVZ)," jelas Baning.

Kepala Dinkes Kulonprogo, dr Bambang Haryatno berharap peran serta masyarakat dalam mengantisipasi DBD.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved