Kesehatan

Angka DBD di Kota Magelang Menurun, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Magelang mengalami penurunan, yakni sebanyak 45 kasus.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Hari Susmayanti
Net
Ilustrasi: Demam Berdarah 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Magelang mengalami penurunan, yakni sebanyak 45 kasus.

Kendati demikian, angka tersebut dinilai masih cukup banyak, oleh karena itu Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Kesehatan Kota Magelang tetap mewaspadai penyakit berbahaya tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, Fatma Murtiningsih, menuturkan, jumlah kasus DBD terhitung hingga awal Desember 2018 adalah sebanyak 45 kasus.

Angka itu jauh menurun dibandingkan di tahun 2017 lalu, yakni sebanyak 66 kasus, dengan satu orang korban yang meninggal dunia.

Baca: Agrowisata di Bukit Dermo Masih Terkendala Air dan Kontur Tanah Bebatuan

"Jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 lalu. Meski mengalami penurunan, kami tetap melakukan upaya antisipasi agar jumlah kasus DBD dapat ditekan," kata Fatma, Minggu (16/12/2018).

Fatma pun melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit DBD ini, salah satunya dengan terus melakukan sosialisasi pencegahan DBD kepada masyarakat.

Masyarakat diberikan pemahaman terkait penyakit ini, bahaya yang dapat ditimbulkan dan terpenting adalah cara pencegahannnya.

"Mulai dari tingkat kelurahan, program pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur barang bekas yang menjadi sarang nyamuk terlaksana dengan baik. Kita juga maksimalkan peran Jumantik,” katanya.

Baca: Sleman Targetkan 8 Juta Kunjungan Wisatawan di 2018

Langkah lain adalah dengan membentuk kader Jumantik. Kader yang dibentuk dari kalangan masyarakat ini akan melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah. Jika menemukan jentik nyamuk di rumah warga, maka rumah akan langsung diperiksa. Program ini melibatkan tingkat RT, RW sampai Kepala Keluarga (KK).

"Kita menargetkan tahun 2019 nanti kader Jumantik dimulai dari keluarga. Minimal setiap keluarga menunjuk seorang anggotanya untuk menjadi kader atau relawan Jumantik ini. Tugasnya mengawasi kalau ada jentik nyamuk langsung melapor ke kader Jumantik tingkat kelurahan," jelasnya. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved