Yogyakarta

Jadi Abdi Dalem, Kuatkan Heroe Poerwadi Jaga Budaya Yogyakarta

Menurutnya menjadi abdi dalem adalah satu satu tanggungjawabnya untuk menjaga dan melestarikan budaya sebagai warga Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
WISUDA ABDI DALEM. Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi bersiap mengikuti prosesi wisuda abdi dalem di bangsal Magangan komplek Keraton Yogyakarta, Senin (7/1/2019). Dalam wisuda kali ini, Keraton Yogyakarta mewisuda sebanyak 266 abdi dalem yang terdiri dari abdi dalem punokawan dan abdi dalem keprajan. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Satu per satu abdi dalem keluar dari bangsal Magangan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Mereka mengenakan pakaian Jawa Pranakan, tanpa alas kaki.

Bukan dengan tangan kosong, masing-masing membawa kantong kresek berwarna putih dan sebuah stopmap berwarna kuning.

Terdapat logo keraton, di bawah logi tersebut bertuliskan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Parentah Hageng berwarna merah.

Stopmap tersebut berisi serat kekancingan yang diberikan oleh Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sosok tak asing keluar dari bangsal Magangan.

Sama seperti abdi dalem, ia pun mengenakan pakaian pranakan, tanpa alas kaki.

Sosok tersebut ialah Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poewardi.

Baca: Maksimalkan Potensi, Heroe Poerwadi Ingin Sinergikan UPPKS dengan Program Gandeng Gendong

Senyumnya mengembang saat para awak media menghampiri.

Kepada media, ia mengungkapkan bahwa menjadi abdi dalem adalah keingininannya sendiri.

Menurutnya menjadi abdi dalem adalah satu satu tanggungjawabnya untuk menjaga dan melestarikan budaya sebagai warga Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya mengajukan untuk menjadi abdi dalem. Tentu sebagai warga Yogyakarta saya memiliki tanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai keistimeweaan Yogyakarta. Dengan menjadi abdi dalem, saya juga bertanggungjawab untuk itu," ungkapnya usai Wisuda Abdi Dalem 29 Bakda Mulud Be 1925, Senin (7/1/2019).

Orang nomor dua di Kota Yogyakarta itu mengatakan bahwa gelar Riya Bupati Anom menjadi penguatan baginya untuk menjaga keistimewaan.

Nama baru yang disandangnya, yaitu Mas Riya Projopurwadi, tentu membuatnya termotivasi untuk menyeimbangkan pembangunan kota Yogyakarta dengan nilai keistimewaan DIY.

Baca: Melalui Ritual Jamasan, Ketua Paguyuban Abdi Dalem Berharap Sleman Bisa Semakin Makmur

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved