Sleman
Melalui Ritual Jamasan, Ketua Paguyuban Abdi Dalem Berharap Sleman Bisa Semakin Makmur
Tombak Kyai Turun Sih adalah pusaka yang dipercaya menjadi simbol rejeki dan kemakmuran.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketua Paguyuban Abdi Dalem Kabupaten Sleman, Probowibowo, berharap Sleman senantiasa menjadi wilayah yang selalu subur.
Hal itu ia sampaikan usai ritual Jamasan Pusaka Tombak Kyai Turun Sih di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (08/10/2018) pagi.
"Lewat jamasan ini kita berharap Merapi yang dekat dengan Sleman selalu bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat," jelas Probowibowo.
Tombak Kyai Turun Sih adalah pusaka yang dipercaya menjadi simbol rejeki dan kemakmuran.
Hal itu dijelaskan oleh Dinas Kebudayaan Sleman lewat keterangan tertulisnya.
Menurut Aji Wulantara selaku Kepala Disbud Sleman, jamasan juga menjadi simbol semangat untuk pemimpin dan masyarakat Sleman.
"Kita berharap masyarakat kita tetap bisa melangkah maju meski dihadapkan dengan berbagai tantangan," ujar Aji.
Prosesi jamasan sendiri berlangsung kurang lebih selama satu jam. Selain pusaka utama milik Kabupaten Sleman, para abdi dalem juga memandikan pusaka milik mereka pribadi menggunakan air sisa jamasan.
Tombak Kyai Turun Sih yang menjadi pusaka Kabupaten Sleman langsung dikembalikan ke tempatnya usai jamasan dilakukan.
"Tempat penyimpanannya di Gedung Pusaka, Kantor Dinas Bupati Sleman," kata Probowibowo.(*)