Jawa
Hari Puspa dan Satwa 2018 di Magelang, Lepas Ribuan Burung dan Aksi Bersih Pasar
Aksi bersih ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat, ternyata lingkungan sekitar masih kotor.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Hari Selamatkan Puspa dan Satwa Tahun 2018 di Kabupaten Magelang diperingati dengan aksi bersih pasar di Pasar Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Kamis (15/11/2018).
Sebanyak 800 orang dari berbagai elemen masyarakat berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih tersebut, termasuk Bupati Magelang, Zaenal Arifin yang juga turut mengumpulkan sampah yang berada di kawasan pasar.
Dalam waktu 37 menit, sampah yang terkumpul hampir mencapai satu ton, yang terdiri dari sampah plastik sebanyak 454 kilogram, sampah organik 474 kilogram.
Baca: Tingkatkan Pelayanan Masyarakat Melalui CSR, Pemkot Magelang dan Dunia Usaha Bentuk Forum CSR
Jumlah sampah yang terkumpul total 928 kilogram.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin, pun mengajak masyarakat bersama-sama untuk menjaga dan merawat lingkungan sehingga tercipta keadaan alam dan ekosistem yang baik, dan layak ditinggali oleh anak cucu di masa mendatang.
"Ini menjadi tugas berat bagi kita, bagaimana mewariskan bagi anak cucu kita yaitu keadaan alam dan ekosistemnya yang baik. Alam yang bisa ditinggali sesuai dengan kebutuhan anak cucu kita. Oleh karena itu alam harus kita jaga bersama dan rawat bersama," ujar Zaenal pada Tribunjogja.com, di sela-sela acara.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, Sugeng Riyanto, menuturkan, kegiatan memungut sampah yang dilaksanakan di Pasar Grabag ini patut diapresiasi.
Aksi bersih ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat, ternyata lingkungan sekitar masih kotor.
Ke depan, seluruh pihak dapat menjaga kebersihannya bersama-sama.
"Kami laporkan, hanya dalam waktu 37 menit telah terkumpul. Maka kita kembalikan lagi kepada presepsi masyarakat apakah lingkungan kita sudah bersih atau kotor," ujar Sugeng.
Sugeng mengatakan, banyak fenomena lingkungan yang terjadi seperti fenomena dimana bandara DIY Adisucipto macet selama tiga jam saat ribuan burung kuntul memenuhi bandara tersebut.
Hal tersebut memperlihatkan ada mata rantai yang terputus.
"Oleh karena itu, gerakan cinta puspa dan satwa ini harus digelorakan. Belum lagi banyaknya penangkapan burung-burung jenis tertentu yang akan mengakibatkan kepunahan," tutur Sugeng.
Baca: Kalangan DPRD Kota Magelang Tolak Rencana Pengeprasan Gunung Tidar Untuk Lahan Parkir
Gubernur Jawa Tengah diwakili oleh Asisten Ekbang Jawa Tengah, Priyo Anggoro Budi Raharjo, mengatakan geliat ekonomi di pasar berjalan dengan baik.