Pendidikan
Siswi SDN Ungaran Yogyakarta Ini Raih Nilai USBN Tertinggi se-DIY
Ia berharap, dengan nilai yang berhasil ia peroleh ini, dirinya dapat melanjutkan ke SMPN 5 Yogyakarta.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Falihah Alya Pusparini atau Alya sapaan akrabnya, siswi SDN Ungaran Yogyakarta ini tak menyangka jika dirinya berhasilnya meraih nilai tertinggi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) se-DIY.
"Kaget pas buka amplop nilainya, karena nggak nyangka dapat nilai segitu," ujar peraih nilai USBN tertinggi yakni 296,5.
Alya mengatakan, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, Alya berhasil meraih nilai 100, sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni 96.5.
Ia berharap, dengan nilai yang berhasil ia peroleh ini, dirinya dapat melanjutkan ke SMPN 5 Yogyakarta.
Sebelumnya, Alya memang rajin untuk mengulang mata pelajaran jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan USBN.
"Aku sering ngulang pelajaran sama soal-soal pelatihan dari guru, trus di rumah soal-soalnya ditanyain lagi sama ayah. Jadi kadang belajar sama ayah," ujarnya ketika ditemui di SDN Ungaran Yogyakarta pada Selasa (5/6/2018).
Anak pertama dari dua bersaudara ini juga membeberkan jam belajarnya sebelum menghadapi USBN.
Sepulang sekolah, Alya mengikuti les bimbingan belajar (bimbel) hingga sore hari, malam harinya, ia melanjutkan belajar hingga pukul 21.00 WIB.
"Kadang bangun Salat Tahajud trus belajar lagi sampai pukul 05.30 WIB. Kalau Sabtu les privat sama guru," ungkapnya.
Namun, Alya juga selalu mengimbangi dengan bermain bersama teman-temannya ketika merasa jenuh.
"Pernah males jenuh gitu. Jadi ya main sama temen-teman sore. Aku lebih suka belajar bareng sama temen-temen soalnya nggak cepet jenuh," beber dia.
Sementara itu, ayah Alya, Suprapto juga menyarankan Alya untuk bermain dengan teman-temannya jika Alya mulai merasa jenuh belajar.
"Saya menekankan, antara belajar dan bermain juga seimbang. Biasanya Alya main sama temen-temennya, kalau ke masjid juga bareng temen-temennya," kata Suprapto.
Ia tak pernah memaksakan putrinya untuk belajar, bahkan ia juga tak pernah memarahi Alya kalau tidak belajar.
"Kalau nggak belajar ya nggak saya marahi," lanjutnya.
Menurutnya, pintar dengan nilai baik saja tidak cukup, namun sikap dan karakter itu yang harus ditanamkan.
"Sebagai orangtua saya mendorong (Alya) untuk menjadi orang yang bermanfaat. Saya nggak akan memaksa Alya mau jadi apa. Yang penting bisa bermabfaat bagi orang lain," imbuh dia. (*)
