Fungsi Bahasa Jawa Tidak akan Dapat Digantikan Bahasa Indonesia maupun Asing
Seperti itulah yang dikatakan oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa yang juga merupakan Pakar Filsafat Jawa.
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja – Siti Umaiyah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Fungsi bahasa Jawa diyakini tidak akan dapat digantikan oleh bahasa Indonesia maupun asing.
Seperti itulah yang dikatakan oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa yang juga merupakan Pakar Filsafat Jawa.
Meskipun kenyataan dalam masyarakat banyak yang tidak menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun Sutrisna yakin bahwa bahasa daerah tidak akan pernah punah selama tradisi dan pendidikan mengenai bahasa Jawa masih terus dilestarikan.
Sutrisna mengatakan jika didalam politik nasional sudah diatur mengenai fungsi masing-masing bahasa.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional, sedangkan bahasa inggris, sebagai bahasa Internasional.
“Meskipun kedua bahasa tersebut mendominasi, baik bahasa Indonesia maupun Inggris, namun kedudukan bahasa Jawa tidak akan pernah dapat tergantikan,” ungkap Sutrisna saat ditemui Tribun Jogja, Selasa (27/2/2018).
Baca: Orangtua Diharapkan Terus Membiasakan Anak-anaknya Berbahasa Jawa di Rumah
Karena adanya kekhasan dalam bahasa Jawa, seperti halnya unggah-ungguh yang diajarkan.
Hal tersebut tidaklah dimiliki oleh bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
“Fungsi yang ada dalam tingkatan bahasa Jawa, seperti Jawa Kromo yang digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua, memiliki kosakatanya sendiri. Kosa kata tersebut berbeda dengan Jawa Ngoko. Baik struktur maupun penggunaannya sendiri, ” ungkap Sutrisna
Memang benar masyarakat kadang memilih untuk menggunakan bahasa yang lebih sederhana, seperti halnya dalam bahasa Indonesia penggunaan kata Handphone yang diserap dalam bahasa asing.
Hal tersebut lebih mudah diucapkan daripada kata Telepon Genggam yang ada dalam bahasa Indonesia.
“Penggunaan bahasa akan mengikuti fungsi masyarakat itu sendiri. Sama halnya dengan bahasa Indonesia yang mengalami destruksi, banyak kata-kata asing. Fenomena tersebut juga sama dengan bahasa Jawa,” ungkapnya.
Baca: Siswi SMA Ini Hamil, Dua Pacarnya Nggak Mau Bertanggung Jawab, Ini yang Terjadi Selanjutnya