Tak Setuju Main Hakim Sendiri, Warga Gelar Aksi Solidaritas untuk Pria yang Dibakar di Bekasi

Warga pun menuangkan rasa solidaritasnya melalui pemberian tanda tangan di atas banner untuk membantu dan memberikan semangat kepada keluarga MA.

Editor: oda
kompas
Aksi Solidaritas Warga Untuk Pria di Bekasi yang Dibakar Hidup-hidup, di Car Free Day Kota Bekasi, Minggu (6/8/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM - Seorang Pria berinisial MA dibakar hidup-hidup di Pasar Muara Bakti, Desa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8/2017) karena diduga mencuri amplifier milik mushala Al-Hidayah Kampung Cabang empat, Desa Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi.

Dari kejadian tersebut, banyak warga yang tidak setuju dengan perlakukan massa yang main hakim sendiri dengan melakukan pembakaran terhadap MA.

Baca: SADIS! Pria di Bekasi Tewas Dibakar Karena Diduga Mencuri Ampli Masjid

Warga pun menuangkan rasa solidaritasnya melalui pemberian tanda tangan di atas banner untuk membantu dan memberikan semangat kepada keluarga MA.

"Saya menyuarakan agar keadilan bisa ditegakkan, pelakunya (pembakaran MA) bisa ditangkap, dan dihukum," ujar salah satu warga Bekasi yang ikut solidaritas, Mery (28) di Car Free Day Kota Bekasi, Minggu (6/8/2017).

Kondisi memprihatinkan seorang pria yang tewas dibakar warga. Ia disangka telah mencuri ampli di masjid.
Kondisi memprihatinkan seorang pria yang tewas dibakar warga. Ia disangka telah mencuri ampli di masjid. (Facebook/ Yuni Rusmini)

Ia menjelaskan, kejadian yang menimpa MA merupakan penghakiman massa. Menurut dia, seharusnya ketika itu massa mencari tahu kebenarannya apakah MA benar mencuri atau tidak. Sehingga, kata Mery jangan sampai malah dihakimi terlebih dahulu. Apalagi hingga merenggut nyawa seseorang

Baca: Benarkah Pria yang Dibakar Hidup-hidup di Bekasi Si Pencuri Amplifier?

Hal yang sama diungkapkan warga lainnya yang memberikan rasa solidaritasnya, Sarah (42), mengatakan seharusnya massa tidak menuduh MA saat itu.

"Kita kan negara hukum jadi tidak boleh main hakim sendiri apa lagi tersangka sampai meninggal. Jadi ini tidak bukti lagi untuk mencari siapa yg salah dan benar," kata Sarah.

Kondisi memprihatinkan seorang pria yang tewas dibakar warga. Ia disangka telah mencuri ampli di masjid.
Kondisi memprihatinkan seorang pria yang tewas dibakar warga. Ia disangka telah mencuri ampli di masjid. (Facebook/ Yuni Rusmini)

Ia pun menyayangkan dengan perilaku massa yang membakar MA. Sebab, menurut dia, di Indonesia ini memiliki norma hukum dan norma asusila yang harus dipertahankan.

Selain itu, Aden (16) warga Pekayon, sangat mendukung aksi solidaritas untuk MA.

"Ini bisa buat warga peduli sama sekitar. Jadi lain kali jangan main hakim sendiri, harus tanya dulu dengan jelas dia benar maling apa tukang servis. Kalau bisa pelakunya (yang membakar) ditindak tegas secara hukum," ujar Aden.

Adapun aksi solidaritas tersebut diprakarsai oleh akun media sosial The New Bikin Gregetan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan.

"Aksi ini support, kita akan kasih donasi pembiayaan persalinan hingga anaknya (MA) nanti usia satu tahun," ujar penanggung jawab aksi, Adam Deni.

Namun, ia menjelaskan, pihaknya saat ini tidak membuka donasi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved