Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
Ini Beberapa Foto Kegiatan Diksar Mapala UII yang Tewaskan Dua Anggotanya
Pendidikan Dasar yang digelar pada 13 Januari hingga 20 Januari di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu tersebut, diikuti oleh 37 orang peserta
TRIBUNJOGJA.com, YOGYA - Kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) berakhir tragis. Dua orang anggotanya meninggal dunia diduga akibat kekerasan fisik selama kegiatan tersebut. Adapun keduanya masing-masing Syaits Asyam yang meninggal di RS Bethesda dan Muhammad Fadhli yang meninggal dalam perjalanan menuju ke RSUD Karanganyar. Sementara Abyan, saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH)
Baca: Inilah Keterangan Humas UII terkait Mahasiswanya yang Meninggal saat Diksar
Ini Penjelasan Kapolsek Tawangmangu Terkait Kronologi Meninggalnya Mahasiswa UII
Pendidikan Dasar yang digelar pada 13 Januari hingga 20 Januari di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu tersebut, diikuti oleh 37 orang peserta.
Sebelum kegiatan tersebut, Mapala Unisi sendiri beberapa kali mengunggah promosi kegiatan tersebut di akun media sosialnya, baik itu di Facebook, Instagram maupun Twitter.
Baca: Rektor UII Bentuk Tim Investigasi Ungkap Meninggalnya 2 Mahasiswa saat Ikuti Diksar
Sebelum Meninggal Mahasiswa UII Ini Mengaku Disabet Pakai Rotan saat Diksar
Abyan Diantar Pulang Panitia Mapala UII dalam Kondisi Luka, Ada Bekas Sabetan di Punggung

"Hallo Mahasiswa aktifis muda, penerus bangsa dan agen perubahan. Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Islam Indonesia (MAPALA UNISI) proudly present, Open Recruitmen: "THE GREAT CAMPING XXXVII MAPALA UNISI" demikian pengumuman rekrutmen yang dibagian melalui akun facebook Mapala Unisi pada 28 Desember 2016.
Sementara itu, di akun instagram @mapalaunisi juga terdapat sejumlah dokumentasi pada saat akan berangkat hingga beberapa dokumentasi kegiatan selama pelaksanaan Diksar. Adapun akun instagram tersebut, belakangan diketahui langsung diatur pada posisi pribadi, sehingga tidak semua orang bisa mengaksesnya. Diketahui, akun ini dibanjiri sejumlah komentar yang mengutuk aksi kekerasan.
Berikut foto-fotonya ;



