Chatarina, Gadis Tuna Grahita yang Semangat Menari Angguk
Gadis berusia 17 tahun tersebut tidak menunjukkan bahwa dirinya merupakan penyandang tuna grahita.
Penulis: app | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gerakannya begitu luwes, tatapannya tajam percaya diri. Alunan musik dengan tempo tinggi tampak selaras dengan gerak elok tubuhnya.
Hentakkan kakinya seirama menyatu dengan nada.
Sekilas Chatarina Erni Astuti tampak seperti gadis pada umumnya. Gadis berusia 17 tahun tersebut tidak menunjukkan bahwa dirinya merupakan penyandang tuna grahita.
Dengan kostum lengkap, Chatarina bersama lima temannya mampu membuat seluruh penonton terhibur dalam acara Jambore Difabel Istimewa di Gedung Eks Koni DIY Museum Sonobudoyo, Sabtu (12/11/2016).
"Dari SD sampai sekarang SMA," jawabnya lirih ketika ditanya sejak kapan berlatih tari Angguk.
Siswi SLBN 1 Kulonprogo yang kini menginjak bangku kelas 1 SMA tersebut mengaku menyukai tari khas Kulon Progo tersebut karena memiliki gerak yang bagus dan dinamis.
"Nggak sulit, suka musiknya gerakannya," ujarnya sembari merekah senyum manisnya.
Sri Wuryanti, Staff TU SLBN 1 Kulon Progo sekaligus Pembina Tari menjelaskan grup tari ini sudah dibentuk sejak tujuh tahun lalu dan beranggotakan anak-anak tuna rungu dan tuna grahita.
Pemilihan Tari Angguk dalam pentas kali ini pun didasari karena tari ini merupakan ikon Kulon Progo.
"Sejak SD sudah berlatih bersama-sama," jelasnya.
Dalam mengajarkan tari, Sri mengaku tak menggunakan cara yang spesial.
Ia mengajarkan tari seperti mengajar anak normal, karena menurutnya anak-anak ini memiliki bakat yang luar biasa.
"Jika yang tuna rungu belajar dari ketukan. Walaupun musik mati mereka tetap bisa nari terus," jelasnya.
Sedangkan bagi penyandang tuna grahita, kuncinya adalah hanya dengan terus melakukan pengulangan. Jadi, dengan terus menerus berlatih kemampuan akan terasah.
Berbagai panggung pentas kesenian dari lokal hingga nasional pun sudah menjadi tempat mereka berekspresi. Terutama, Disdikpora yang rutin memberikan kesempatan tampil saat ada acara.
Jika hendak tampil, anak-anak selalu antusias dan bersemangat untuk latihan.
"Mereka selalu percaya diri," tutup Sri. (*)
