LIPSUS : Becak Tradisional Merupakan Bagian dari Keistimewaan Yogya

Becak juga seharusnya tidak dikompetisikan dengan kendaraan lain atau angkutan lain yang mengunakan mesin

Penulis: dnh | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/Hasan Sakri Ghozali
MENGEMUDIKAN BECAK - Seorang wisatawan asing mengemudikan becak saat melintas di kawasan Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat(30/9/2011). Selain sebagai alat transportasi tradisional becak juga bisa menjadi daya tarik wisata. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Lilik Wachid Budi Susilo, becak adalah bagian dari keistimewaan Yogyakarta. Sehingga, keberadaanya juga harus diistimewakan.

Menurutnya, becak juga seharusnya tidak dikompetisikan dengan kendaraan lain atau angkutan lain yang mengunakan mesin, karena pasti akan kalah.

"Melihat becak kayuh seharusnya bukan lagi melihat sebagai alat transportasi, namun bagian dari wisata Yogyakarta dan menjadi salah satu ikon. Becak kayuh yang menjadi ikon wisata bisa ditempatkan di tempat-tempat wisata dan diberi experience khusus yang menjadikan becak semakin menarik," ujar Lilik kepada Tribun Jogja.

Sehingga menurutnya, becak harus benar-benar menjadi bagian dari wisata Yogyakarta yang istimewa. Untuk experience, Lilik menyebutkan bahwa becak bisa dikemas dengan memberikan cerita tentang latar belakang sejarah atau jenis becak tersebut. Atau becak tersebut diberi cerita tentang tempat sejarah yang menjadi rute dari becak tersebut, seperti mengelilingi beteng Keraton.

Lebih lanjut, menurutnya, becak saat ini seharusnya tidak lagi dianggap sebagai alat transportasi yang mengantarkan satu titik ke titik lain. Dan tujuan dari memberikan experience atau kemasan yang menarik tersebut juga akan menjadikan derajat becak menjadi semakin terangkat dan lebih berperikemanusiaan karena tidak menyandingkan becak harus berkompetisi dengan kendaraan bermesin.

"Karena jika memandang becak sebagai alat transportasi tentu pasti akan murah dan kasian terhadap penarik becaknya yang harus berkompetisi dengan kendaraan lain yang bermesin. Hal ini pula sudah dilakukan di salah satu pulau di Jepang yang juga memiliki becak tradisional di sana," jelasnya.

Sementara itu terkait dengan betor, menurutnya jika dari awal pemerintah baik itu Dishub dan Polisi sudah tegas maka betor tidak akan sebanyak sekarang. Terlebih dalam regulasi yang ada tidak mengenal betor, karena memang dari faktor keselamatan, menempatkan penumpang di depan sangat berbahaya.

Berbicara mengenai betor saat ini, Lilik memandang bukan lagi tidak berbicara mengenai masalah transportasi namun sudah kemasalah sosial. Namun dalam hal ini masyarakat bisa diedukasi melalui bagaimana faktor keselamatan adalah yang utama dan duduk didepan adalah sangat membahayakan.

"Sementara itu, pemerintah seharusnya memikirkan konsep besar transportasi Yogyakarta itu seperti apa dan jangan hanya sepenggal-sepenggal," sebutnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
becak
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved