Liputan Khusus Obat Telat Haid

Praktik Penjualan Mengarah Aborsi Ilegal

Di tengah polemik persoalan aborsi, iklan penawaran solusi masalah "telat haid' justru kian marak. Penawaran jasa mengatasi masalah telat

Penulis: Yoseph Hary W | Editor: tea
Bramasto Adhy/ Tribun Jogja
Promosi Obat - Contoh iklan layanan penjualan obat telat haid di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Yosep Hari Wibowo

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di tengah polemik persoalan aborsi, iklan penawaran solusi masalah "telat haid' justru kian marak. Penawaran jasa mengatasi masalah telat datang bulan yang tak dikehendaki ini diduga kedok praktik aborsi ilegal.

Penelusuran Tribun Jogja dalam beberapa pekan terakhir, promo obat anti-haid berupa pamflet fotokopian di tembok tepi jalan, tiang telepon, tiang listrik masih terpajang vulgar di berbagai persimpangan jalanan di Yogyakarta.

Ada pula iklan serupa di berbagai situs internet, situs blog, dan forum-forum di internet. Beberapa kali menghubungi nomor tertera pada iklan tersebut, penerima telepon memberikan jawaban-jawaban mengarah ke upaya dan praktik aborsi ilegal.

Ketika disebutkan ingin mencari solusi untuk menggugurkan kandungan pacar karena kehamilan yang tak diinginkan, penerima telepon tanpa basa-basi menawarkan kapsul dan tablet obat dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Fenomena ini sebenarnya telah lama muncul. Para dokter ahli kandungan bahkan telah mencium aroma praktik aborsi dalam iklan 'telat haid' tersebut. Diduga, penggunaan obat yang ditawarkan melalui iklan semacam ini mengabaikan resep dokter ahli.

Tidak hanya itu, obat obatan ini bahkan tidak sesuai peruntukan yang sebenarnya. Ahli Kebidanan dan Kandungan RSUP dr Sarjito, dr Risanto Siswosudarmo SpOG (K), Senin (24/3), mengatakan jenis jenis obat yang biasa beredar dan digunakan untuk aborsi secara ilegal sebenarnya merupakan obat maag atau obat tukak lambung.

"Itu aslinya. Prinsipnya ini obat tukak lambung. Obat ini memang memiliki efek samping kontraksi pada rahim. Nah, sebab itu obat ini juga digunakan di dunia kebidanan. Tapi kemudian disalahgunakan oleh orang tak bertanggungjawab," ujar Risanto. (*)

Skandal Kuliner Terkait :

Bakpia Tidak Asli Merajalela di 7 Titik Penting Yogya

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved