Sekelompok Massa tak Dikenal Mengamuk di Nitipuran

Barang dagangan yang terpajang di warung depan rumahnya pun berserakan bercampur serpihan kaca.

Penulis: say | Editor: Rina Eviana Dewi
zoom-inlihat foto Sekelompok Massa tak Dikenal Mengamuk di Nitipuran
IST
ilustrasi

Laporan Reporter Tribun Jogja Siti Ariyanti

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Pecahan kaca jendela masih berserakan di depan rumah Agus Windarto, warga RT 08, Nitipuran, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Barang dagangan yang terpajang di warung depan rumahnya pun berserakan bercampur serpihan kaca.

Masih nampak ketakutan di wajah Agus akibat peristiwa yang baru saja dialaminya. Minggu siang (2/3/2014) sekitar pukul 12.30, rumah pegawai salah satu hotel besar di Yogyakarta ini didatangi oleh sekelompok orang tak dikenal.

Awalnya, Oni Wahyu Margarini yang tak lain adalah istri Agus mendengar keributan di depan rumahnya. Penasaran, ia pun membuka pintu rumahnya.

Namun begitu membuka pintu, massa yang berjumlah sekitar 50 orang itu langsung berteriak-teriak mencari suaminya sambil merusak benda apapun yang ada di depan rumah Agus.

Mulai dari sepeda motor, kaca jendela, pintu, bahkan pot bunga pun tak luput dari amukan massa tersebut. Beruntung sang istri masih sempat menutup pintu sehingga Agus tidak langsung bertemu dengan massa.

“Tadi istri yang bukain pintu karena ada keributan. Begitu keluar mereka sudah mengamuk tanpa ada perundingan sama sekali. Saya langsung lari ke atas dan berteriak minta bantuan dari atas. Massa itu katanya ingin membunuh saya,” kata Agus dengan muka yang masih cemas.

Tidak hanya Agus yang menjadi korban amarah kelompok tersebut. Kaca jendela rumah Sri Rejeki yang merupakan tetangga Agus juga pecah akibat dilempar menggunakan pintu pagar.

Awalnya, ia bersama kedua anaknya yang bernama Angesti Aruming Utami dan Bismo Nur Awan Saputro penasaran karena ada keributan di luar rumahnya. Begitu sampai di teras, Sri pun kaget melihat massa yang cukup banyak tengah mengacungkan pedang dan mengancam untuk melukai anak-anaknya.

Ketakutan, mereka segera mengunci pintu dan berlindung di dalam rumah. “Mereka malah mengancam mau melukai anak saya. Saya bilang pada mereka kalau kami tidak tahu apa-apa,” kata Sri.

Dari keterangan beberapa saksi, sekelompok orang tersebut datang dan pergi dari arah TK Darussunah yang tak jauh jauh dari tempat kejadian perkara (TKP). Munajat, salah satu pimpinan TK Darussunah mengatakan, ia tak mengetahui dari mana massa itu berasal.

Ia pun merasa tak kenal dengan orang-orang yang mengamuk tersebut. Ia justru merasa dirugikan dengan kejadian ini karena dirinyalah yang akhirnya menjadi sasaran pertanyaan.

“Saya tidak tahu dan tak kenal siapa mereka. Tapi dari cerita yang saya dengar memang ada wali murid yang suka ngebut kalau lewat gang kampung. Padahal itu sudah saya peringatkan agar tidak lewat sana. Saya jelas menentang tindakan seperti ini karena bagaimanapun saya juga warga Nitipuran yang juga bekerja di sini. Saya siap mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini,” kata Munajat.

Kapolres Bantul AKBP Surawan langsung terjun ke TKP begitu mengetahui kejadian ini. Ia menjelaskan, aparat kepolisian masih akan menyelidiki siapa saja pelakunya.

Menurutnya, saat ini sudah tidak ada lagi masalah antara pengurus TK dengan masyarakat. “Kita masih melakukan penyelidikan. Dari hasil sementara ternyata pengurus pesantren tidak ada hubungan sama sekali dengan pelaku. Pengurus pesantren dan warga juga sudah tidak ada masalah,” kata Surawan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved