LIPUTAN KHUSUS
Wilayah Mataram Kuno Punya Riwayat Panjang Kebencanaan
Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, atau pada masa silam merupakan wilayah Mataram Kuno, punya riwayat panjang kebencanaan.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Rina Eviana Dewi
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bencana alam kian akrab bagi kehidupan manusia di bumi ini, tak terkecuali di Indonesia. Pada periode terbaru kali ini, bencana alam seolah datang bertubi-tubi di berbagai wilayah. Mulai dari gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, hingga banjir bandang.
Pelajaran dari bencana-bencana besar di masa lalu sudah mulai tersibak, tapi tetap saja masih banyak manusia yang terbata-bata ketika petaka itu terulang. Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, atau pada masa silam merupakan wilayah Mataram Kuno, punya riwayat panjang kebencanaan.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Arkeologi Yogyakarta, Hari Lelono, mengatakan, sejumlah situs-situs peradaban Mataram Hindu ditemukan terkubur material vulkanik. Beberapa yang pernah diteliti antara lain Candi Sambisari, Morangan, Candi Asu, Pendem, Lumbung, dan Losari.
Situs lain yang sampai kini masih dalam proses penelitian, yaitu kompleks permukiman kuno Mataram di Liyangan, Purbosari, Nagdirejo, Temanggung, Jateng. Diyakini permukiman itu telah kosong saat awan piroklastika gunung Sindoro datang menerjang.
Indikasinya, para peneliti belum menemukan adanya fosil atau sisa tulang belulang manusia terkubur di situs tersebut. "Penelitian masih berlanjut. Tetapi jika belum ditemukan adanya fosil, artinya mereka telah mengantisipasi datangnya bencana," kata Hari di Balai Arkeologi Yogyakarta, Selasa (4/2) pekan lalu.
Sebagaimana Situs Liyangan, beberapa situs peradaban Mataram Hindu di wilayah DIY seperti Candi Morangan, Sambisari, dan Kedulan pun ditemukan dalam kondisi terkubur vulkanik, yaitu dari letusan Merapi.
Hari menyatakan, diduga letusan Merapi yang terbilang dahsyat terjadi sekitar 1003-1005 Masehi. Namun, tidak banyak cerita yang bisa digali dari letusan itu kecuali temuan situs-situs yang terkubur material vulkanik.
Kisah serupa yang jauh lebih dahsyat pernah menimpa Pompeii, sebuah kota zaman Romawi kuno. Kota ramai yang kini berada di wilayah Campania, Italia, terkubur sedalam beberapa meter akibat letusan superdahsyat gunung Vesuvius pada 79 Masehi.
Debu letusan gunung tersebut menimbun dan menyebabkan Kota Pompeii hilang selama 1.600 tahun. Penggalian kembali kota tersebut pada 1748, seakan menampakkan (membuka gambaran) kehidupan kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi secara terinci.
Diperkirakan, kota ini menghilang akibat tertimbun debu vulkanik selama 16 abad. Kini, kota Pompeii merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Hari menyebut, ketika tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta menggali Liyangan memang spontan mengingatkan peristiwa bencana yang mengubur Pompeii.
Balai Arkeologi tidak sertamerta menyamakan keduanya, namun hasil sementara ekskavasi Situs Liyangan yang sampai kini masih berlangsung, menunjukkan bahwa kompleks Situs Liyangan memiliki setidaknya tiga komponen. Dalam kompleks tersebut terdapat permukiman, candi atau tempat ritual peribadatan, dan area pertanian. Situs Liyangan tertimbun debu vulkanik letusan Gunung Sindoro sedalam lebih kurang 7 meter hingga 10 meter. Diperkirakan, situs itu dibangun pada zaman Mataram Hindu pada abad 9 Masehi.
Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang pernah memimpin ekskavasi Situs Liyangan, Rita Istari, menyatakan tertimbunnya situs di lereng Gunung Sindoro serupa yang terjadi pada situs-situs di seputaran Merapi. Candi Sambisari, Morangan, Kedulan, Candi Asu, Pendem, Lumbung, dan Losari, semuanya penah terkubur material vulkanik.
Proses tertimbunnya situs-situs tersebut terjadi setelah beberapa kali letusan. Menurutnya, letusan belum tentu besar jika dilihat dari kondisi, misalnya, di Sambisari Purwomartani Sleman, yang tidak semuanya mengalami kerusakan.
Namun pada Candi Kedulan di atas Sambisari atau lebih dekat dengan Merapi terkena dampak aliran lahar lebih parah. Sambisari yang berlatar belakang agama hindu dan diperkirakan berdiri pada abad IX Masehi ditemukan terpendam sedalam kira-kira enam meter.(ose)