Pemkab Sleman Pantau Bendera One Piece, Tapi Belum Berencana Lakukan Sweeping

Meskipun, di beberapa daerah sudah ada yang melakukan penertiban, kebijakan serupa belum diterapkan di Bumi Sembada.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja / Ahmad Syarifudin
GAMBAR: Mural one piece tergambar jelas di Temuwuh Kidul, Kalurahan Balecatur, Gamping, Kabupaten Sleman. Mural itu dibuat oleh pemuda setempat saat isu bendera one piece belum viral. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman belum berencana melakukan sweeping terkait bendera atau mural One Piece di wilayahnya, menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia.

Meskipun, di beberapa daerah sudah ada yang melakukan penertiban, kebijakan serupa belum diterapkan di Bumi Sembada.

Sejauh ini Pemkab Sleman hanya melakukan pemantauan. 

"Belum ada rencana sweeping. Kalau memantau pasti jalan terus. Tapi kalau tindakan belum ada," kata Bupati Sleman, Harda Kiswaya, Kamis (7/8/2025). 

Berdasarkan catatan Tribun Jogja, di Kabupaten Sleman muncul dua titik yang berkaitan dengan serial anime asal Jepang itu.

Pertama, bendera One Piece terpasang di sebuah toko di Prambanan, akan tetapi tak berselang lama, bendera langsung diturunkan oleh si pemasang setelah mendapat imbauan.

Kedua, sekelompok pemuda menyemarakkan perayaan Kemerdekaan Indonesia tahun ini dengan membuat mural One Piece cukup besar di persimpangan jalan di Temuwuh Kidul, Balecatur, Gamping.

Terkait bendera atau mural One Piece di Kabupaten Sleman, menurut Harda, tindakan yang akan diambil oleh Pemerintah masih menunggu hasil koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terutama aparat penegak hukum seperti TNI-Polri.

Baca juga: Ramai Fenomena One Piece,  Bupati Sleman: Bentuk Ekspresi Monggo Saja, Tapi

Sebab, sepemahaman dirinya, munculnya gambar one piece tersebut yang dikritik adalah kebijakan pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah. 

"Tentu saya berkoordinasi dengan teman-teman penegak hukum, bagaimana monggo berkaitan dengan langkah selanjutnya. Nanti hasil koordinasi dengan TNI Polri yang akan memutuskan," katanya. 

Terkait apakah sudah ada rapat bersama forkopimda, menurut Harda, secara formal belum.

Namun, ia meyakini pejabat Forkopimda di Kabupaten Sleman akan menyikapi fenomena One Piece ini dengan penuh pemahaman. 

Tidak reaktif sehingga tidak tambah menimbulkan kegaduhan. 

"Karena jika langsung (menghapus) tidak baik juga," ungkapnya.

Metode yang akan dilakukan lebih mengedepankan pendekatan persuasif agar tidak menimbulkan kegaduhan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved