Cerita Elita Dapat Beasiswa LPDP di 6 Kampus Top Dunia
Meski ia terlahir dari kalangan tak mampu dan bukan keluarga akademisi, ia memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan pendidikan tinggi
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Kemudian pada tahun 2021-2025, ia menjadi Communication and Event Expert, Communication and Visibility for European Union (EU) for Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) Project.
"Pada bulan Oktober 2024 sampai Agustus 2025 jadi Communication and Event Consultant for Southeast Asia Regional Program on Combating Marine Plastics (MaP) Project yang didanai oleh PBB dan World Bank,” jelasnya.
Selain diterima di Columbia University atau yang tergabung di kampus Ivy League, Elita juga diterima di 5 universitas ternama dunia.
Kelima universitas tersebut yakni New York University (NYU) jurusan Master of Public Administration in Public and Nonprofit Management and Policy, London School of Economics and Political Science (LSE) in Master of Public Administration (MPA), University of Bristol, Master of Public Policy, University of Glasgow, Master of Public Policy and Management dan Erasmus Mundus Master's in Public Policy (Mundus MAPP).
"Kenapa pada akhirnya saya memilih Columbia University ya karena jurusannya lebih banyak praktek di bidang administrasi publik untuk pembangunan berkelanjutan. Selain itu, di kota New York opportunity-nya lebih luas di mana ada kantor utama PBB dan World Bank," ungkapnya.
Meski tergolong terlambat melanjutkan pendidikan magisternya dengan beasiswa LPDP kerena batasan usia, namun ia merasa tak mempermasalahkannya. Menurutnya, pendidikan tidak terbatas oleh waktu dan usia.
"Nggak ada kata terlambat menggapai mimpimu, terutama buat pendidikan," tandas mantan Dimas Diajeng Kota Jogja 2013 juara Harapan I, Dimas Diajeng DIY 2015 Top 15 dan Duta Wisata Indonesia Perwakilan DIY 2015 Top 10.
Elita menambahkan, prestasi ini sebagai bukti nyata bahwa pendidikan bisa digapai dengan berbagai cara asalkan punya kemauan dan tekad kuat. Ia ingin memutus rantai kemiskinan di keluarganya dan menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya.
"Di keluarga saya, keluarga besar saya, saya yang pertama bisa menginjakkan kaki di luar negeri melalui pendidikan. Tujuan saya cuma satu, ingin memutus rantai kemiskinan mengingat bapak saya hanya lulus SD dan ibu lulusan SMP. Saya ingin mengangkat derajat orang tua," tegasnya.
Dalam mempersiapkan pendidikan reguler magisternya di Columbia University, Elita mengambil kursus statistik, mikro ekonomi, dan makro ekonomi di Universitas Indonesia selama satu tahun di tengah kesibukan bekerjanya. Kursus ini diambil karena jurusan yang diambil tidak linier dengan pendidikan sarjananya.
"Saya ambil kursus di Universitas Indonesia selama setahun itu gratis, dari tahun 2022-2023 akhir. Sebenarnya saya keterima LPDP itu tahun 2023 tapi karena pekerjaan ditunda. LPDP punya dispensasi selama 18 bulan, nah baru tahun ini bisa berangkat," katanya.
Elita menyadari bahwa ia bukan dari kalangan yang memiliki privilese untuk urusan pendidikan, apalagi di luar negeri. Karenanya, ia harus memilih jalur lain dengan beasiswa dan mempersiapkannya secara matang.
Lewat ilmu yang didapatkan selama mengenyam pendidikan di Columbia University ini, ia ingin anak bangsa bisa mendapatkan manfaatnya setelah ia lulus nanti. Ia memiliki visi terutama dalam menyoroti diaspora Indonesia.
"Setelah lulus saya ingin berfokus pada kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan diaspora, pemuda, dan pekerja profesional Indonesia di luar negeri,” lanjutnya. (Ard)
Biro PBJ DIY Permudah Pelayanan untuk Optimalisasi Pengadaan Barang dan Jasa |
![]() |
---|
Pemain PSIM Yogyakarta Ghulam Fatkur Tambah Porsi Latihan Jelang Lawan Bali United |
![]() |
---|
Jadwal Pembukaan Pasar Kangen Jogja Kamis 18 September 2025 |
![]() |
---|
Optimalisasi Kantin Sekolah, Program PKM Dukung Ekonomi dan Lingkungan Sehat |
![]() |
---|
Jelang Kompetisi Bergulir, Ini Kesiapan Tim EPA PSIM Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.