Kronologi Busa Berwarna Hitam Gegerkan Warga Patokbeusi Subang, Dikira Awan, Ternyata Limbah Pabrik

Gumpalan busa itu jatuh di Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi pada Jumat (24/10/2025) lalu.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TikTok@infobandungselatan0
Tangkapan layar video ketika gumpalan hitam diduga busa yang menyerupai awan muncul di Subang, Jawa Barat pada Jumat (24/10/2025). Fenomena awan hitam di Subang jatuh ke sawah, BMKG pastikan bukan cuaca, diduga berasal dari limbah industri dan aktivitas manusia. 

TRIBUNJOGJA.COM, SUBANG - Video gumpalan busa berwarna hitam mirip awan yang melayang-layang di atas langit wilayah Subang, Jawa Barat viral di media sosial.

Gumpalan busa itu jatuh di Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi pada Jumat (24/10/2025) lalu.

Warga awalnya mengira gumpalan itu merupakan awan yang turun hingga menyentuh tanah.

Namun setelah ditelusuri, gumpalan itu ternyata bukan awan seperti yang dikira oleh warga.

Gumpalan mirip awan berwarna hitam tersebut ternyata busa yang berasal dari salah satu pabrik pengolahan biang gula yang ada di Kabupaten Karawang.

Busa itu bisa sampai ke wilayah Subang karena terbawa angin.

Dikutip dari Kompas.com, Kapolsek Patokbeusi, Kompol Anton Indra Gunawa, mengatakan pihaknya langsung menindaklanjuti fenomena itu dengan melakukan pengecekan.

"Benar, pada hari Jumat (24/10/2025) ada busa yang terbawa angin ke wilayah Patokbeusi. Kami sudah mengecek dan busa itu berasal dari salah satu perusahaan di Karawang," kata Anton saat dihubungi, Kamis (30/10/2025).

Menurut Anton, busa itu bisa jatuh di wilayah Patokbeusi lantaran saat kejadian, curah hujan cukup tinggi dan disertai angin.

Alhasil, busa itu terbang sampai ke wilayah Subang dan akhirnya jatuh di wilayah Patokbeusi.

"Karena curah hujan sangat besar, gelembung itu naik lalu tertiup angin dan terbang," kata Anton.

Berdasarkan keterangan dari pihak perusahaan, lanjut Anton, busa berwarna hitam itu sudah melalui proses pengolahan limbah yang sesuai standar operasional prosedur (SOP). 

"Kami sudah konfirmasi ke perusahaan bahwa busa itu tidak mengandung zat beracun. SOP pengolahan limbah sudah berjalan," kata Anton.

Ia menyebut perusahaan tersebut merupakan industri pengolahan biang gula, bukan pabrik di wilayah Subang.

Baca juga: Dr. Adhika Widyaparaga Tegaskan Hidrogen Bisa Jadi Kunci Transisi Energi Indonesia

Keluhan Bau

Beberapa warga, kata dia, sebelumnya mengeluhkan adanya bau asam yang muncul saat busa jatuh ke tanah. Namun, bau itu berlangsung singkat.

"Menurut warga, memang ada bau saat kejadian, tetapi setelah terkena air, hilang dan tidak tercium lagi," kata Anton.

Saat mengecek ke lokasi kejadian, kata Anton, keberadaan busa tidak berdampak pada lingkungan perairan, misalnya, tidak menimbulkan kematian pada ikan.

 "Jadi, dipastikan tidak menimbulkan dampak berbahaya," ujar Anton.

Menurut Anton, fenomena ini baru pertama kali terjadi di wilayah hukum Polsek Patokbeusi.

 Namun, pihaknya tetap berkoordinasi dengan perusahaan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.

"Kami sudah meminta perusahaan untuk lebih memperhatikan supaya tidak ada lagi busa yang sampai ke permukiman," kata Anton.

Dedi Mulyadi dan DLH Jabar

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat segera mengungkap penyebab munculnya busa hitam yang beterbangan di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang

"Saya sudah minta, kan itu tim ya, kan tidak boleh disimpulkan oleh gubernur. Nanti tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera melakukan pengecekan apa itu," ujar mantan Bupati Purwakarta itu saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (27/10/2025).

Sementara itu, Kepala DLH Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan hingga kini pihaknya belum menerima laporan resmi terkait fenomena tersebut.

Meski begitu, DLH Jawa Barat akan segera menelusuri sumber dan penyebab busa hitam itu. "Kami tindak lanjuti," ujar Ai saat dihubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp, Selasa (28/10/2025).

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved