Campuran Etanol 10 Persen di BBM Bakal Wajib, Ini Dampak untuk Mesin dan Lingkungan

Pemerintah berencana mewajibkan seluruh bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia mengandung campuran etanol 10 persen

PEXELS/enginakyurt
ILUSTRASI FOTO: Campuran Etanol 10 Persen di BBM Bakal Wajib, Ini Dampak untuk Mesin dan Lingkungan 

Efek Negatif E10 terhadap Mesin Kendaraan

Meski memiliki banyak keunggulan, pencampuran etanol dalam BBM juga membawa risiko teknis pada kendaraan.

Jayan menjelaskan, etanol memiliki sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap air dari udara.

Kondisi ini dapat memicu korosi pada tangki, pipa bahan bakar, dan komponen logam lainnya.

Ia menambahkan, kendaraan yang jarang digunakan bisa mengalami pemisahan fase antara bensin dan air. Pada kendaraan dengan material karet, plastik, dan seal konvensional yang tidak kompatibel, etanol dapat menyebabkan pengerasan bahkan retak.

“Campuran etanol yang tidak stabil atau mutu rendah dapat menyebabkan pembentukan gum dan varnish, terutama bila bahan bakar disimpan terlalu lama,” ungkap Jayan.

Endapan dari gum atau varnish itu dapat mengganggu kerja injektor dan katup mesin. Dari sisi efisiensi, etanol juga memiliki kandungan energi lebih rendah dibanding bensin sekitar 65–70 persen, sehingga konsumsi BBM akan sedikit meningkat.

“Pada umumnya, bahan bakar yang bersumber dari nabati memiliki energy content lebih kecil daripada bensin,” kata Jayan.

Dampak negatif tersebut akan semakin terasa signifikan bila kadar etanol ditingkatkan hingga 20–30 persen.

Kebijakan Dinilai Tepat dan Dorong Industri Dalam Negeri

Meski ada sejumlah risiko teknis, Tri Yuswidjajanto menilai langkah pemerintah mewajibkan campuran etanol 10 persen merupakan kebijakan yang tepat.

“(Kebijakannya) tepat sekali,” ucapnya.

Menurut Tri, penggunaan etanol dapat mendorong tumbuhnya industri bioetanol dalam negeri yang bersumber dari tanaman lokal. Kebijakan ini juga berpotensi membuka lapangan kerja baru serta mengurangi tekanan terhadap devisa akibat impor bahan bakar.

“(Kandungan etanol) bisa mengurangi emisi karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global,” tandasnya.


( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved