WTO Tolak Klaim Uni Eropa, Ekspor Sawit Indonesia Bukan Subjek Subsidi
WTO memutuskan bahwa pungutan ekspor dan bea keluar sawit yang diterapkan Indonesia tidak dapat dikategorikan sebagai subsidi.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Catra juga mengingatkan bahwa Indonesia masih berselisih dengan Brussels terkait aturan anti-deforestasi yang dapat memengaruhi pengiriman minyak sawit.
“Ini bukan akhir dari persoalan,” ujarnya.
Perjanjian dagang jadi harapan
Perselisihan ini menambah panjang ketegangan dagang antara Indonesia dan UE.
Ironisnya, kedua pihak tengah berupaya merampungkan perjanjian perdagangan bebas setelah mencapai kesepakatan politik pada Juli lalu.
Indonesia berharap perjanjian ini dapat membuka akses lebih luas bagi produk kelapa sawit di pasar Eropa.
Meski begitu, proses hukum belum tuntas.
Putusan WTO dapat diajukan banding, tetapi mekanisme itu praktis buntu sejak 2019 karena badan banding WTO tidak berfungsi akibat pemblokiran pengangkatan hakim oleh pemerintahan Donald Trump.
Sebelumnya, Pengadilan Eropa juga sempat memerintahkan UE mencabut bea antidumping atas impor biodiesel Indonesia, setahun sebelum kebijakan bea imbalan diberlakukan. (*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.
Berkat IEU CEPA, Peluang Akses Pasar ke Uni Eropa Meningkat dan Harga Kompetitif |
![]() |
---|
6 Transformasi Sawit Menuju Keberlanjutan Menurut Ahli Pangan UGM |
![]() |
---|
Benarkah Minyak Kelapa Sawit Tidak Sehat? Ini Kata Ahli Pangan |
![]() |
---|
Sawit Paling Produktif, Tapi Butuh Kepatuhan Lingkungan untuk Jadi Kompetitif |
![]() |
---|
Prof Sri Raharjo: Kritik Sawit Kerap Diboncengi Persaingan Dagang, Bukan Sekadar Isu Lingkungan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.