Makna di Balik Lagu 'Hati-Hati di Jalan' Penyanyi Tulus: Lebih dari Sekadar Lagu Perpisahan?

TRIBUNJOGJA.COM - Sejak dirilis, lagu "Hati-Hati di Jalan" dari Tulus langsung mencuri perhatian dan menjadi soundtrack banyak kisah perpisahan.

Liriknya yang jujur dan melodi yang sendu sukses menyentuh hati para pendengarnya.

Namun, apakah lagu ini hanya melulu soal perpisahan romantis sepasang kekasih?

Atau, adakah makna tersembunyi "Hati-Hati di Jalan" Tulus yang lebih luas dan bisa diinterpretasikan secara berbeda?

Artikel ini akan membawamu menyelami lirik dan nada lagu ini.

Untuk mengungkap lapisan-lapisan makna yang mungkin belum banyak disadari.

Siapkah kamu untuk melihat "Hati-Hati di Jalan" dari perspektif yang berbeda?

Pengalaman Pahit Antara Harapan dan Realita

Lirik pembuka mulai dari,

"Perjalanan membawamu, bertemu denganku, 'Ku bertemu kamu" hingga "Kukira kita asam dan garam, dan kita bertemu di belanga."

Menunjukkan sebuah awal yang penuh harapan.

Ada keyakinan bahwa dua individu yang saling mencari telah bertemu.

Namun pada bagian,

"Kisah yang ternyata tak seindah itu / Kukira kita akan bersama / Begitu banyak yang sama / Latarmu dan latarku / Kukira takkan ada kendala / Kukira ini kan mudah / Kau aku jadi kita."

Secara gamblang mengungkapkan jeda antara ekspektasi dan realita.

Banyaknya kesamaan dan keyakinan akan kemudahan justru menjadi bumerang ketika kenyataan pahit datang.

Ini merepresentasikan rasa kecewa mendalam ketika semua perkiraan awal tentang "kita" ternyata keliru.

Baca juga: Lirik dan Makna Lagu Memori Baik - Sheila On 7 Featuring Aishameglio

Membekasnya Kenangan dan Pertanyaan Atas Takdir

Pada lirik bagian,

"Kasih sayangmu membekas / Redam kini sudah / Pijar istimewa / Entah apa maksud dunia / Tentang ujung cerita / Kita tak bersama."

Memperlihatkan fase setelah perpisahan.

Ada pengakuan atas kenangan indah dan kasih sayang yang pernah ada membekas, namun kini telah meredup.

Pertanyaan retoris seperti,

"Entah apa maksud dunia / Tentang ujung cerita / Kita tak bersama."

Menyoroti kebingungan dan penerimaan akan takdir yang tidak sesuai harapan.

Ini menunjukkan adanya proses internalisasi bahwa tidak semua yang diharapkan akan terjadi, dan terkadang perpisahan adalah bagian dari jalan hidup.

Ucapan yang menguatkan ikatan dan harapan bertemu.

Doa Ikhlas dan Pertanyaan Tentang Masa Depan

Puncak emosional lagu ini ada pada "Semoga rindu ini menghilang / Konon katanya waktu sembuhkan / Akan adakah lagi yang sepertimu?"

Ada harapan untuk lepas dari bayang-bayang masa lalu.

Kepercayaan pada waktu sebagai penyembuh, namun juga pertanyaan tentang kemungkinan menemukan sosok yang sepadan di masa depan.

Ini adalah campuran antara optimisme untuk move on dan melankoli terhadap kehilangan.

Frasa penutup yang ikonik, "Hati-hati di jalan", setelah berulang kali menyanyikan "Kukira kita akan bersama."

Menjadi penegasan dari penerimaan dan doa tulus.

Ini bukan lagi tentang penyesalan, melainkan ucapan perpisahan yang ikhlas.

Mengharapkan kebaikan bagi jalan yang akan ditempuh masing-masin.

Meskipun harus terpisah.

"Hati-Hati di Jalan" pada akhirnya adalah sebuah refleksi mendalam tentang harapan yang patah, penerimaan akan takdir dan doa tulus di tengah perpisahan.

Entah itu untuk kekasih yang berpisah, sahabat yang pergi merantau, atau fase hidup yang telah berlalu.

Lagu Tulus ini mengingatkan kita untuk selalu mendoakan yang terbaik dan merangkul setiap kenangan yang ada

Sembari melangkah maju dengan hati-hati di jalan masing-masing.

Jadi, setelah memahami berbagai makna tersembunyi 'Hati-Hati di Jalan' Tulus ini, bagaimana kamu memaknai lagu favoritmu ini sekarang?

(MG. Dzaffrin Al Ghifary)