Berita Klaten

Tradisi Wiwitan Menjelang Panen Padi Rojolele Srinuk di Desa Prawatan Klaten

Pemerintah Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar tradisi wiwitan menjelang panen padi varietas Rojolele

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Suasana gelaran tradisi wiwitan sebelum panen padi Rojolele Srinuk di Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (30/10/2025) 

Ringkasan Berita:
  • Makna Tradisi Wiwitan bagi Petani Prawatan Klaten
  • Cara Petani Beralih ke Sistem Pertanian Organik

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pemerintah Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar tradisi wiwitan menjelang panen padi varietas Rojolele Srinuk di lahan demplot atau lahan percontohan desa pada Kamis (30/10/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan warga yang merupakan petani setempat. 

Tradisi wiwitan diisi dengan makan bersama nasi trancam dengan lauk ikan asin, tempe goreng, dan peyek. 

Warga tampak akrab menikmati hidangan sambil duduk lesehan di jalan dekat lahan padi yang siap dipanen.

Suasana semakin syahdu dengan iringan musik gejog lesung yang dibawakan oleh ibu-ibu PKK Desa Prawatan.

Makna Tradisi Wiwitan bagi Petani

Kepala Desa Prawatan, Sabiq Muhammad, menyampaikan bahwa tradisi wiwitan telah menjadi kebiasaan turun-temurun petani Desa Prawatan yang selalu digelar sebelum panen. 

Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta doa agar hasil panen melimpah.

“Lewat tradisi wiwitan, kami berharap bisa kembali menghubungkan manusia dengan alam, terutama para petani yang setiap hari menggantungkan hidupnya pada alam,” ujar Sabiq kepada Tribun Jogja, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, tradisi ini juga membangun komunikasi antara petani dan lahan pertanian, sehingga mereka lebih memahami kebutuhan nutrisi tanah dan menghindari hal-hal yang merusak kesuburan tanah. Harapannya, hasil panen akan semakin baik.

“Kami meyakini bahwa banyak atau sedikitnya hasil panen petani, salah satunya berkat rasa syukur kami. Tugas petani hanya menanam dan merawat tanaman, sedangkan urusan hasil kami serahkan kepada Yang Maha Memberi Hidup (Allah),” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan panen secara simbolis di lahan demplot padi Rojolele Srinuk. 

Berdasarkan pengambilan ubinan, diperoleh hasil gabah kering panen sebanyak 7,1 kilogram.

“Kami meyakini bahwa ubinan kali ini di Desa Prawatan memiliki timbangan tertinggi se-Klaten,” klaim Sabiq.

Baca juga: Mas JOS Tekan Timbulan Sampah Organik di Kota Yogya 15 Ton Per Hari

Peralihan ke Pertanian Organik

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved