Titus Yuwono KS: Merintis Energi Terbarukan melalui Industri Cangkang Sawit

Titus Yuwono KS lahir dari keluarga pejuang. Ayah beliau adalah seorang tentara, sedangkan kakeknya perjuang kemerdekaan ’45.

Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
Titus Yuwono KS menegaskan posisinya sebagai figur yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membawa semangat energi bersih dan pembangunan Indonesia ke dunia internasional. 

DI balik kegemaran berlari dan prestasi internasionalnya, terdapat perjalanan panjang seorang pengusaha yang memilih jalur keberlanjutan dalam bisnis hasil kelapa sawit. Pemilik nama lengkap Titus Yuwono KS kini menegaskan posisinya sebagai figur yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membawa semangat energi bersih dan pembangunan Indonesia ke dunia internasional.

Titus Yuwono KS lahir dari keluarga pejuang. Ayah beliau adalah seorang tentara, sedangkan kakeknya tergabung dalam perjuangan kemerdekaan ’45. Dari lingkungan ini ia menanamkan nilai keberanian, pengabdian, dan kecintaan terhadap tanah air.

Pada tahun 2011, langkah bisnis Titus mulai terlihat ketika ia memasuki bidang yang kurang dilirik industri, yakni ekspor cangkang kelapa sawit. Pada tahun 2015, ia mendirikan PT Jatim Propertindo Jaya yang mencatatkan dirinya sebagai Direktur.  

Melalui perusahaan ini, Titus melihat bahwa limbah industri sawit — yaitu cangkang kelapa sawit — bisa dikelola menjadi produk bernilai tinggi dan menjadi salah satu bahan bakar biomassa untuk energi terbarukan.

Industri sawit selama ini telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Namun, tantangan lingkungan dan efisiensi sumber daya mendorong literasi baru: bagaimana menjadikan limbah sebagai sumber daya. Titus mengambil peluang tersebut.

Dengan ekspor cangkang sawit ke beberapa negara di Asia maupun Eropa, perusahaan beliau turut serta membuka pasar dan sekaligus menunjukkan bahwa produk Indonesia bisa bersaing di level global. Orrientasi ke ekspor juga membawa divisa bagi negeri.

Dalam hal energi terbarukan, cangkang sawit memiliki potensi sebagai biomassa yang dapat menggantikan bahan bakar fosil dalam skala industri. Titus mengembangkan model bisnis yang tidak hanya berorientasi ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan.

Selain sebagai pengusaha, Titus juga aktif di organisasi sektor sawit. Sebagai Wakil Ketua APCASI (Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Seluruh Indonesia), ia menanamkan nilai kebersamaan dan pemberdayaan. Ribuan tenaga kerja dari berbagai suku, agama, dan latar belakang telah diberdayakan dalam jaringan usahanya.

“Kami semua berbeda, tapi punya satu tujuan — membangun Indonesia,” ujar Titus dengan nada yakin.

Ketika kemudian ia mengikuti pendidikan di Lemhannas RI Angkatan 219, ia menyebutnya sebagai kesempatan untuk meneguhkan makna bela negara, bahwa pengabdian bisa dilakukan melalui bisnis dan pembangunan ekonomi — bukan hanya melalui militer.

Filosofi Lari dan Hidup Seimbang

Di tengah kesibukan menjalankan perusahaan, Titus rutin menjalankan olahraga lari bukan hanya untuk kebugaran tetapi juga sebagai filosofi hidup: disiplin, konsistensi, dan fokus pada titik finish. Ia tercatat sebagai peserta marathon internasional dan bahkan tercatat sebagai pemegang “Seven Star Finisher”, prestasi yang jarang diraih oleh pelari Indonesia.

Melalui lari, Titus menyatukan dua dunia: bisnis dan kesehatan, kompetisi global dan akar lokal.

Perjalanan Titus Yuwono KS adalah contoh nyata bagaimana seorang pengusaha Indonesia bisa berpikir global tanpa meninggalkan akar lokal dan nilai keberlanjutan. Dari keluarga pejuang hingga pelari marathon dunia, dari ekspor hasil bumi hingga bahan bakar ramah lingkungan — kisah ini menunjukkan bahwa membangun bangsa bisa melalui banyak cara.

Dengan memasukkan bisnis cangkang sawit ke dalam kerangka energi terbarukan, Titus telah membuktikan bahwa bisnis dan tanggung jawab sosial-lingkungan tidaklah bertolak belakang.

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved