Borobudur Siap Jadi Destinasi Sport Tourism, Pengelola Buka Peluang Rute Lari Pagi di Kawasan Candi
Kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai diarahkan menjadi destinasi unggulan sport tourism
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Yoseph Hary W
Ringkasan Berita:
- Kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai diarahkan menjadi destinasi unggulan sport tourism.
- Direktur Komersial InJourney Destination Management, Gistang Richard Panutur, mengatakan bahwa sport tourism kini menjadi salah satu strategi pengembangan utama Borobudur.
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG — Kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai diarahkan menjadi destinasi unggulan sport tourism. PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney bersama InJourney Destination Management (IDM) tengah memperluas konsep wisata olahraga dan wellness atau kebugaran di kawasan warisan dunia tersebut.
Langkah itu terlihat pada rangkaian pra-event Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 melalui agenda Shake Out Run & Carbo Loading serta Wellness Package: Yoga di Borobudur yang digelar Sabtu (15/11/2025).
Sebanyak 100 pelari dan 100 peserta yoga mengikuti aktivitas yang memanfaatkan ruang terbuka hijau di kompleks candi.
Direktur Komersial InJourney Destination Management, Gistang Richard Panutur, mengatakan bahwa sport tourism kini menjadi salah satu strategi pengembangan utama Borobudur.
“Ini sudah menjadi fokus kami dan akan terus kami kembangkan. sport tourism dan wellness tourism sedang tumbuh, dan Borobudur punya potensi besar untuk menjadi destinasi utama di dua sektor itu,” ujarnya.
Dukung kegiatan
Menurut Gistang, Borobudur tidak hanya dikenal karena nilai sejarahnya, namun juga memiliki bentang alam luas, jalur hijau, serta kontur yang mendukung kegiatan fisik seperti yoga, lari, dan aktivitas kebugaran lainnya.
“Ke depan kami membuka pintu untuk masyarakat yang ingin menikmati Candi Borobudur sambil berolahraga. Komunitas-komunitas olahraga juga kami dorong datang dan merasakan pengalaman itu,” katanya.
InJourney menilai, kebiasaan pelari dan pecinta olahraga yang memadati Borobudur setiap gelaran Borobudur Marathon adalah bukti tingginya minat pasar terhadap sport tourism di kawasan tersebut.
Pada pra-event hari ini, InJourney juga mencoba rute lari sejauh tiga kilometer yang mengelilingi kawasan candi hingga Dagi Hills.
“Tadi kita sudah mencoba rute tiga kilometer, cukup untuk pemanasan. Rutenya dari sini, ke Dagi Hills, lewat loket depan, kembali lagi. Itu satu lingkaran tiga kilometer,” jelas Gistang.
Rute tersebut ke depan berpotensi menjadi trek reguler bagi wisatawan maupun pelari lokal.
Saat ditanya apakah rute itu akan dibuka untuk umum, Gistang mengatakan konsepnya sedang dimatangkan.
“Belum ada target waktu pembukaan. Kami terinspirasi dari Borobudur Marathon, tetapi rutenya, namanya, dan konsep operasionalnya masih kami siapkan,” katanya.
Saat ini, akses pagi di Borobudur hanya tersedia bagi peserta paket sunrise pukul 04.00–06.30 WIB. InJourney tengah mempertimbangkan pembukaan kawasan lebih pagi untuk wisatawan yang ingin berolahraga mandiri.
“Setelah sunrise berakhir, mungkin nanti akan ada jam pagi tambahan khusus aktivitas olahraga. Untuk benefit seperti naik struktur, belum ada rencana,” ujarnya. (tro)
| Pra-Event Borobudur Marathon: Ada Lari & Yoga di Kawasan Candi Borobudur |
|
|---|
| Sport Tourism Jadi Angin Segar Pariwisata DIY, Tantangan Masih di Lama Tinggal Wisatawan |
|
|---|
| Bus Wisata Asal Yogyakarta hingga Jakarta Dicek Saat Kunjungi Borobudur |
|
|---|
| Harga Tiket Uji Coba Paket Wisata Sunset di Puncak Candi Borobudur Magelang |
|
|---|
| Wisata Sunrise Candi Borobudur Buka Tiap Hari, Segini Paket Tiketnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Borobudur-sport-tourism.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.