Komdigi Dalami Dampak Psikologis Gim Daring, Tunggu Arah Kebijakan dari Presiden

Ahmad Nezar Patria menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin tergesa-gesa dalam merumuskan kebijakan pembatasan permainan daring

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Hanif Suryo
Wakil Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) Ahmad Nezar Patria 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wakil Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) Ahmad Nezar Patria menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin tergesa-gesa dalam merumuskan kebijakan pembatasan permainan daring (gim online).

Menurut dia, isu ini membutuhkan kajian menyeluruh, terutama terkait dampak psikologis pada pengguna muda, sebelum pemerintah mengambil langkah konkret.

Nezar menjelaskan bahwa Komdigi saat ini aktif berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memetakan risiko dan menentukan mekanisme penanganan yang tepat. 

“Terkait pembatasan game online, kami bekerja sama dengan berbagai pihak. Tentu hal ini perlu dipelajari lebih dalam. Kita tahu ada game online yang memiliki dampak psikologis pada penggunanya. Kami sedang berdiskusi dengan banyak pihak untuk menentukan bagaimana menangani produk-produk yang memiliki dampak psikologis dan berpotensi menimbulkan tindakan destruktif,” ujarnya ditemui di UGM, Sabtu (15/11/2025).

Ia menekankan bahwa pembahasan juga menyentuh aspek regulasi yang sudah berjalan, termasuk Indonesia Game Rating System (IGRS).

Sistem klasifikasi gim tersebut, kata Nezar, masih menjadi dasar pengaturan konten di Indonesia dan tengah dievaluasi untuk diperkuat.

“Untuk Indonesia Game Rating System (IGRS), sistem tersebut sudah diterapkan. Saat ini sedang dibahas lebih lanjut. Itu yang dapat saya sampaikan. Terima kasih,” katanya.

Meski demikian, Nezar menegaskan bahwa langkah pemerintah ke depan tetap menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto. 

Baca juga: KGPAA Purboyo Bersumpah di Atas Watu Gilang Jelang Jumenengan SISKS PB XIV

Wacana pembatasan gim daring kembali mencuat setelah insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, yang kemudian ditanggapi Presiden dengan meminta kementerian terkait memikirkan jalan keluar atas potensi pengaruh negatif gim.

Pernyataan Presiden tersebut sebelumnya disampaikan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. 

“Beliau menyampaikan, kita harus berpikir bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh dari game online,” ujarnya. 

Prasetyo juga menilai sejumlah gim mengandung unsur yang kurang mendidik dan berpotensi memengaruhi perkembangan generasi muda.

“Tidak menutup kemungkinan game online ini memiliki hal-hal yang kurang baik dan bisa mempengaruhi generasi kita ke depan,” ucapnya.

Dengan berbagai kajian masih berlangsung, Komdigi memastikan proses penyusunan kebijakan akan dilakukan secara hati-hati, berbasis data, serta melibatkan masukan dari banyak pihak sebelum pemerintah mengambil keputusan final. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved