Film Berbasis AI 'Diponegoro Hero' dan Gaya Jogja Peringati Hari Pahlawan 2025

Film 'Diponegoro Hero' menjadi penanda perayaan Hari Pahlawan 2025 di Yogyakarta dengan style atau gaya berbeda, dan sarat kreativitas.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
FILM DIPONEGORO - Salah satu adegan film AI 'Diponegoro Hero' yang diputar dan disaksikan untuk umum di Grha Budaya Embung Giwangan Kota Yogyakarta, Senin (10/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Film 'Diponegoro Hero' menjadi penanda perayaan Hari Pahlawan 2025 di Yogyakarta dengan style atau gaya berbeda, dan sarat kreativitas.
  • Sang sutradara film 'Diponegoro Hero,' King Bagus, mengungkapkan bahwa proses pembuatan film tak semudah membalik telapak tangan.
  • Film 'Diponegoro Hero' menceritakan dan mengambil latar saat Perang Jawa

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sepak terjang film AI generated "Diponegoro Hero" menyemarakkan momentum Hari Pahlawan 2025, di Grha Budaya Embung Giwangan, Kota Yogyakarta, Senin (10/11/2025).

Tak sekadar memukau ratusan penonton yang didominasi anak-anak muda, karya besutan produser merangkap sutradara King Bagus itu juga mendapat apresiasi tinggi dari Kementerian Kebudayaan RI.

Apresiasi tersebut disampaikan melalui Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan RI, Syaifullah Agam, yang hadir langsung dalam screening film.

Agam menyebut, gelombang teknologi film AI ini sebagai revolusi tidak terelakkan, yang dianalogokan dengan kehadiran transportasi online kala meredupkan pamor ojek pangkalan.

"Dulu itu di kita ributnya minta ampun. Banyak ojek pangkalan enggak mau ikut. Tapi, itu kan enggak bisa dibendung. Termasuk juga dengan teknologi AI," lanjutnya.

Menurut Agam, "Diponegoro Hero" menjadi penanda perayaan Hari Pahlawan 2025 di Yogyakarta dengan style atau gaya berbeda, dan sarat kreativitas.

Film itu berhasil menunjukkan kemampuan Yogyakarta beradaptasi dengan AI, dalam mewujudkan ide kolosal lewat cara yang jauh lebih efisien, tanpa menafikan peran sentral manusia sebagai kreator.

"AI membuat sesuatu yang tadinya rumit, sulit, menjadi lebih mudah, lebih kreatif. Proses kreativitas, membuat rasa, adanya di kita (manusia). AI hanya membantu mewujudkan," jelasnya.

Meski AI kini dianggap memudahkan, sang sutradara "Diponegoro Hero" King Bagus, mengungkapkan, bahwa prosesnya tetap tak semudah membalik telapak tangan.

Tantangan

Tantangan terbesar dalam produksi film yang mengangkat perang pemicu kolapsnya keuangan Belanda itu adalah masalah teknis data.

Bagus mengaku sempat merasa 'nyaris mustahil' mengerjakan proyek tersebut di awal, karena minimnya data wajah orang Indonesia dalam database AI global.

"Pasti saya akan di-bully, karena ternyata data AI itu tidak ada wajah Indonesia-nya, enggak ada. Yang kita dapati itu wajah Indo-Cina. Vietnam, Thailand, Kamboja," keluhnya.

"Baru setelah April 2025, ketika teknologi Face ID (teknologi replikasi wajah) baru dirilis, wajah-wajah Indonesia akhirnya bisa direplikasi dengan akurat oleh AI," tambah Bagus.

Baca juga: Hari Pahlawan, Purnawirawan TNI di Jogja Tegaskan Penyimpangan Konstitusi Adalah Pengkhianatan

Terobosan teknologi itulah yang akhirnya memungkinkan King Bagus mengangkat kelangsungan Perang Jawa dalam durasi penayangan sekitar 30 menit.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved