Kader Muda Gerindra Dukung Soeharto dan Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional, Ini Alasannya

pengakuan terhadap jasa Pak Harto dan Gus Dur bukan sekadar penghormatan terhadap masa lalu

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA/Istimewa
PAHLAWAN NASIONAL : Kader muda Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyatakan dukungan penuh terhadap penetapan Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) H.M. Soeharto, dan Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai Pahlawan Nasional. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kader muda Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyatakan dukungan penuh terhadap wacana penetapan Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) H.M. Soeharto, dan Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai Pahlawan Nasional.

Dukungan ini sejalan dengan pandangan Presiden Prabowo Subianto, yang menilai kedua tokoh tersebut memiliki jasa besar dalam menjaga keutuhan bangsa, membangun fondasi ekonomi nasional, serta menegakkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.

Bagi para kader muda Gerindra, pengakuan terhadap jasa Pak Harto dan Gus Dur bukan sekadar penghormatan terhadap masa lalu, melainkan juga langkah penting memperkuat semangat persatuan dan rekonsiliasi sejarah bangsa.

Keduanya dinilai mewakili dua fase penting perjalanan Indonesia: era pembangunan nasional dan era pembaruan demokrasi. 

Meski berbeda latar belakang dan gaya kepemimpinan, keduanya sama-sama menunjukkan pengabdian tulus kepada rakyat dan kecintaan mendalam terhadap Tanah Air.

“Pak Harto mewariskan semangat melawan inferioritas melalui stabilitas dan fondasi pembangunan ekonomi yang kokoh. Sementara Gus Dur meninggalkan warisan moral, keberanian, serta penghormatan terhadap nilai kemanusiaan. Dua-duanya berkontribusi besar bagi bangsa dengan cara mereka masing-masing,” ujar kader muda Gerindra, Ahmad Makarim Pramudita, di Yogyakarta, Senin (10/11/2025).

Pram menuturkan, selama masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia mencatat lompatan besar dalam pembangunan infrastruktur, swasembada pangan, dan stabilitas nasional. 

Di sisi lain, Gus Dur dikenal sebagai tokoh pembaru yang membuka jalan bagi demokratisasi politik, kebebasan beragama, dan penghormatan terhadap hak-hak sipil warga negara.

Perbedaan gaya kepemimpinan dua tokoh itu justru dianggap memperkaya pengalaman bangsa dalam membangun diri melalui berbagai fase sejarah.

“Kami para kader muda Gerindra percaya bahwa pengakuan terhadap jasa Pak Harto dan Gus Dur adalah langkah tepat untuk memperkuat semangat persatuan nasional. Ini bukan tentang membandingkan masa lalu, melainkan belajar dari sejarah agar bangsa ini bisa melangkah lebih bijak ke depan,” imbuhnya.

Menurut para kader muda Gerindra, penetapan Soeharto dan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional bukan sekadar simbol politik, tetapi representasi nilai-nilai kepemimpinan yang mengabdi untuk rakyat.

Baca juga: Profil Singkat 10 Tokoh yang Dianugerahi Pahlawan Nasional

Pak Harto dianggap menunjukkan arti penting ketahanan nasional, kemandirian ekonomi, dan pembangunan jangka panjang, sementara Gus Dur mengajarkan toleransi, kejujuran moral, dan penghormatan terhadap keragaman bangsa.

Keduanya menjadi dua sisi dari satu semangat: cinta Tanah Air dan pengabdian tulus kepada Indonesia.

Dukungan ini juga mencerminkan pandangan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pendahulunya. 

Pengakuan terhadap dua tokoh tersebut diyakini dapat memperkuat identitas nasional yang inklusif dan menumbuhkan rasa saling menghormati lintas generasi.

“Dengan menempatkan Pak Harto dan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional, bangsa Indonesia tidak hanya memberi penghormatan kepada dua tokoh besar, tetapi juga meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan, persatuan, dan kemanusiaan,” tutup Pram. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved