Lukisan Go Green Taruparwa Goresan Sam Sianata, Semesta Seni Karya Agung

Lukisan Go Green Taruparwa karya Sam Sianita terdiri dari dua bagian yakni monumen Hayati (fisik) dan monumen seni. 

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Lukisan Go Green Taruparwa karya Liem Sian An (Sam Sianata) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Go Green Taruparwa karya Liem Sian An alias Sam Sianata bukan sekadar sebuah lukisan, ia adalah semesta seni sebuah karya agung (Magnum Opus) yang melampaui batas bentuk dan medium. 

Sam Sianata menuturkan, lukisan Go Green Taruparwa terdiri dari dua bagian yakni monumen Hayati (fisik) dan monumen seni. 

Lukisan itu mengusung tema 'Dari Indonesia untuk Dunia, dari Kanvas menuju Kesadaran.'

"Lukisan ini  tidak hanya untuk dilihat dengan mata, tetapi dihayati dengan jiwa," ujar Sam Sianata, Senin (10/11/2025).

Dijelaskan, unsur fisik lukisan dalam bentuk Monumen Hayati,dapat dilihat di area Banyumili Resto, Dusun Kwarasan, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Sleman, DIY. 

Sedangkan monnumen seni yang terdiri dari 3 karya seni berupa lukisan Go Green Taruparwa,  Go Green Taruparwa dan Maskot Go Green Taruparwa yang disimpan di Denpasar, Bali.

"Ini sebuah karya instalasi besar, melibatkan tokoh-tokoh besar dan unik, tidak ada duanya didunia sehingga menjadikannya sebagai unlimited value," jelasnya.

Di dalamnya mengandung makna yang memancarkan dua hal besar bagi dunia, yaitu semangat menanam pohonbuntuk pelestarian lingkungan  dan semangat persaudaraan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan alam.

"Sebuah keluhuran agar dapat diwariskan kepada anak cucu kelak bumi yang lestari,dalam suasana penuh kedamaian,"sebutnya.

Go Green Taruparwa adalah ajakan spiritualitas untuk hidup dalam satu harmoni selaras dengan alam, hijau jiwa ,penuh kedamaian,peduli sesama dan lingkungan. 

Merupakan  manifesto kesadaran ekologis dan spiritual, bukan sekadar ajakan “ go green secara fisik, tetapi juga “go green” dalam batin, sebuah gerakan menuju kesadaran hijau, kesadaran akan kehidupan, keseimbangan, dan kasih semesta.

"Warna-warna yang menari dalam kanvas bukan hanya deretan pigmen berwarna , melainkan denyut kehidupan bumi, getaran energi hijau yang mengingatkan manusia pada hakikat asalnya: bersatu dengan semesta," paparnya.

Melalui karya ini, dirinya berharap tidak hanya melukis alam, namun membangun peradaban seni , tempat di mana setiap goresan menjadi doa, setiap warna menjadi jiwa, dan setiap elemen menjadi simbol kebangkitan kesadaran manusia dalam isme seni  'Trinity Art' yang dipeloporinya unik dan menggetarkan jiwa.

"Go Green Taruparwa adalah cermin semesta, jantung bumi yang berdenyut dalam kanvas, dan suara Indonesia yang bergema ke dunia. Bukan sekedar lukisan biasa, lukisan ini adalah pintu ajakan menuju kesadaran baru, karya agung yang meneguhkan bahwa seni sejati bukan hanya untuk dilihat, tetapi untuk dihidupi,"pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved