BI DIY Ungkap Alasan Emas dan Bahan Pokok Alami Inflasi

Inflasi di DIY terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan. Komoditas emas memberikan andil inflasi sebesar 0,19 persen.

centralfutures.com
ILUSTRASI - Inflasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami inflasi bulanan sebesar 0,42 persen pada Oktober 2025.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami tertinggi, yaitu 2,80 persen dengan andilnya sebesar 0,19 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Sri Darmadi Sudibyo, mengatakan kondisi tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan. Komoditas emas memberikan andil inflasi sebesar 0,19 persen.

“Kenaikan harga emas dipengaruhi harga emas global, seiring ketidakpastian global. Ini tercermin dari meningkatnya Global Risk Index dan Geopolitical Risk Index,” katanya, Senin (03/11/2025).

“Kondisi tersebut berdampak pada tingginya permintaan konsumen untuk komoditas emas sebagai aset safe-haven,” sambungnya.

Kelompok lainnya yang mengalami inflasi cukup tinggi adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,53 persen, dengan andil 0,14 persen. Inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh kenaikan harga telur ayam ras, cabai merah, dan jeruk.

“Kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga di tingkat distributor, serta peningkatan permintaan khususnya dari program Makan Bergizi Gratis (MBG),” lanjutnya.

Inflasi DIY pada Oktober 2025 tertahan oleh penurunan harga bayam, tomat, terong, dan cabai rawit.

Penurunan harga ini terjadi lantaran pasokan yang melimpah, didukung oleh faktor cuaca yang memasuki musim hujan sehingga mendorong produktivitas bayam.

Penurunan harga cabai rawit disebabkan oleh faktor permintaan yang cenderung rendah.

Hal ini karena kualitas hasil panen kurang baik akibat curah hujan yang tinggi. 

Permintaan yang rendah ini berlangsung di tengah pasokan cabai rawit yang masih terjaga yang diperoleh dari Muntilan, Magelang, dan Temanggung.

Untuk menjaga laju inflasi di DIY, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan berbagai upaya.

Upaya tersebut antara lain kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif). 

Selain itu juga penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2025, optimalisasi Kios Segoro Amarto, kampanye belanja bijak, dan penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD), baik antar provinsi maupun intra provinsi, dan lain-lain.

“Melalui berbagai pengendalian inflasi ini, Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY tahun 2025 tetap terjaga pada kisaran target 2,5 persen±1 % (yoy),” pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved