Cuaca Ekstrem di DIY, Rumah Warga hingga Fasilitas Umum Rusak

Cuaca ekstrem yang terjadi sejak siang hingga petang itu menimbulkan berbagai kerusakan di empat kabupaten dan satu kota

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Dok.Istimewa
CUACA EKSTREM - Pohon tumbang menutup sebagian badan Jalan Sugeng Jeroni, Kota Yogyakarta, saat hujan deras disertai angin kencang, Jumat (31/10/2025). BPBD DIY mencatat sejumlah titik terdampak cuaca ekstrem di wilayah Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul, dan Kulon Progo. 
Ringkasan Berita:
  • BPBD DIY mencatat kerusakan dampak hujan deras disertai angin kencang dan petir Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (31/10/2025). 
  • Kerusakan terjadi di 4 kabupaten dan satu kota, mulai dari rumah warga, fasilitas umum, hingga jaringan listrik dan internet.
  • BPBD mengimbau masyarakat waspada kemungkinan hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang selama tiga hari ke depan. 

 

TRIBUNJOGJA.COM - Hujan deras disertai angin kencang dan petir melanda hampir seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (31/10/2025). 

Cuaca ekstrem yang terjadi sejak siang hingga petang itu menimbulkan berbagai kerusakan di empat kabupaten dan satu kota, mulai dari rumah warga, fasilitas umum, hingga jaringan listrik dan internet.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad, mengatakan hujan mulai turun sekitar pukul 12.30 WIB di wilayah Sleman sebelum menyebar merata ke seluruh kabupaten dan kota di DIY.

“Hujan berlangsung cukup lama, dari siang hingga sore, dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga lebat. Kondisinya disertai petir dan angin kencang yang menyebabkan sejumlah kerusakan di berbagai titik,” ujarnya, Jumat sore.

Menurut laporan situasi (sitrep) BPBD DIY hingga pukul 17.30 WIB, Kabupaten Sleman menjadi wilayah pertama yang terdampak.

Cuaca ekstrem terjadi di empat kapanewon, yakni Ngaglik, Minggir, Gamping, dan Berbah.

Dampaknya, empat rumah rusak, dua pohon tumbang, satu jaringan listrik terganggu, dan satu ruas jalan sempat terputus akibat material pohon tumbang.

Kota Yogyakarta menjadi wilayah dengan dampak cukup besar. Hujan deras dan angin kencang melanda delapan kemantren, antara lain Gondokusuman, Wirobrajan, Kotagede, Pakualaman, Umbulharjo, Danurejan, Mergangsan, dan Mantrijeron. 

BPBD mencatat terdapat 13 titik pohon tumbang yang menyebabkan kemacetan di lima ruas jalan utama. Selain itu, dua baliho roboh, satu kios pasar rusak, serta gangguan jaringan internet dan listrik di beberapa lokasi. 

Sebuah sekolah juga mengalami kerusakan pada tiang bendera, kamar mandi, dan laboratorium komputer. Seorang warga dilaporkan luka-luka akibat tertimpa baliho.

Sementara di Kabupaten Bantul, bencana serupa melanda empat kapanewon, yaitu Kasihan, Pandak, Piyungan, dan Pleret. 

“Laporan kami menunjukkan delapan rumah warga rusak, 28 titik pohon tumbang, tiga tempat usaha terdampak, serta beberapa jaringan listrik dan fasilitas pendidikan juga mengalami kerusakan,” kata Noviar.

Ia menambahkan, satu unit truk dan sejumlah fasilitas umum ikut terdampak akibat terpaan angin kencang.

Di Kabupaten Kulon Progo, angin kencang terpantau di Kapanewon Sentolo. Dampaknya berupa satu rumah rusak dan satu pohon tumbang.

Sementara itu, Kabupaten Gunungkidul hingga Jumat petang belum melaporkan adanya kerusakan.

BPBD DIY bersama unsur terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), PMI, TAGANA, PSC DIY, komunitas relawan, dan warga masyarakat telah melakukan penanganan cepat.

Langkah-langkah yang dilakukan meliputi asesmen lapangan, pemotongan dan pembersihan pohon tumbang, distribusi bantuan darurat, serta koordinasi dengan instansi terkait.

Noviar menegaskan bahwa seluruh tim siaga bencana masih bersiaga mengingat potensi cuaca ekstrem belum berakhir. 

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang selama tiga hari ke depan. Kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, maupun sambaran petir,” ujarnya.

Ia juga meminta warga segera melapor kepada BPBD kabupaten atau kota apabila menemukan kondisi berbahaya, seperti pohon miring, tiang listrik roboh, atau genangan air yang meluas.

“Kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana,” kata Noviar.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved