Seniman di Jogja Suarakan Keresahan Maraknya Eksploitasi Alam Melalui Pameran 'Instrument'
Dalam presentasi visualnya, para seniman secara terang-terangan menyoroti isu lingkungan, air, pangan, dan energi yang kini berada di ambang krisis.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Layakanya gemericik air, desir angin, atau gema matahari yang memancar dalam warna dan cahaya, yang dewasa ini seakan terlupakan, bahkan tidak disadari keberadaannya.
"Abstrak itu, teman-teman bilang, mereka bisa berbicara sebebas-bebasnya, tanpa terikat pada bentuk, pada idiom visual yang nyata. Sehingga idiom-idiom visual itu bisa kita plesetkan, bisa kita abstrakkan sesuka kita tanpa meninggalkan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan," ucapnya.
William Robbert, seorang pengunjung pameran, yang juga pelukis asal Jakarta, mengapresiasi upaya para seniman di Yogyakarta untuk speak up melalui karyanya.
Ia pun menilai, pameran tersebut bukan sekadar perayaan estetika, namun memiliki pesan moral yang kuat di tengah hiruk-pikuk eksploitasi alam yang sudah teramat masif.
"Ini tanggung jawab moral seniman, membuat karya yang menyelipkan pesan-pesan, agar dibaca dan bisa diteruskan. Ujungnya, ya tentu tindakan kita, setelah kita semua memahami ini," tegasnya. (*)
Pameran Nandur Srawung di TBY Ajak Publik ‘Eling’ dan Temukan Kesadaran Baru di Tengah Krisis Dunia |
![]() |
---|
Bahagianya Seniman Jalanan Malioboro, Kembali Dapat 'Panggung' di Pedestrian |
![]() |
---|
Menangkap Lokalitas Lewat Lensa: Pameran Fotografi LOOK ALL 2025 |
![]() |
---|
UNU Yogyakarta dan Indika Foundation Gelar Pameran dan Forum ‘Ruang Riung’ |
![]() |
---|
Info Pameran Seni Rupa di Jogja: Waktu, Lokasi dan Ragam Agenda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.