Kisah Inspiratif
Kisah Pedagang Klithikan, dari Seniman ke Rongsok Mencari Makna Tanpa Ambisi
selaras dengan prinsip hidupnya yang sudah tidak lagi punya ambisi dan merasa puas meskipun belum memiliki segalanya.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Kecintaannya pada seni sangat mendalam, hingga ia merenungkan realitas kehidupan melalui sebuah puisi berjudul Sajak Sebatang Lisong karya W.S. Rendra.
“Puisi ini memberi gambaran kesulitan ekonomi dan keadilan yang hanya berpihak pada pemilik kekuasaan,” jelas Yulianto disertai penekanan saat bicara soal keadilan.
Perjuangan Rakyat Biasa Menepis Kekuasaan Para Elit
Sejatinya, pekerjaan apapun yang telah diusahakan Yulianto dari mengumpulkan rongsok, berdagang klithikan, mengamen, dan berpantomim adalah gambaran bagaimana rakyat kecil harus berusaha dengan segala cara untuk menghasilkan di tengah himpitan ekonomi.
Yulianto menyadari betul bahwa perputaran ekonomi hanya terjadi dalam lingkup para pengusaha dan para elit yang seringkali tidak menyentuh rakyat kecil.
Yulianto tidak sendiri, ia bercerita bahwa tempat obrolan paling jujur adalah di angkringan.
“Di angkringan, rakyat biasa berkumpul, ngobrol tentang kesulitan membeli beras, membayar listrik, atau sekadar untuk makan,” imbuhnya (05/10/2025).
Sebagaimana ia merenungkan karya-karya filsuf yang ia baca, Yulianto memahami penderitaan rakyat karena dirinya juga bagian dari itu.
Maka, berdagang barang bekas yang ia beli dari warga desa merupakan upaya nyatanya untuk menjaga perputaran uang dalam lingkup mikro.
Ia bahkan secara sadar lebih memilih berbelanja di warung-warung kecil daripada supermarket besar, sebab menurutnya dengan berbelanja di warung, ia membantu perekonomian para rakyat.
Sosok ini mempraktikkan apa yang dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari, hidup dengan merasa cukup, dan membantu siapapun selagi mampu.
Sebab ia punya prinsip kuat bahwa rezeki itu seperti memotong kumis, jika dipotong (dibagikan), nanti akan tumbuh lagi. (MG|AXEL SABINA RACHEL RAMBING)
Baca juga: Nasib Pedagang di Pasar Klithikan Pakuncen yang Kian Sepi Pengunjung
Kisah Driver Ojek Online Penyandang Disabilitas Tuli di Yogyakarta |
![]() |
---|
Kisah Rindiantika, Atlet Difabel dari Sleman ke Panggung Asia Tenggara |
![]() |
---|
Komunitas Relaoneday Jogja Jadi Teman Keluarga Pasien di Rumah Sakit |
![]() |
---|
Keindahan Sudut Yogyakarta di Tas Jinjing Kanvas Karya Seniman DIfabel |
![]() |
---|
Surga Buku Murah di Bantul, Jelajahi Lorong Harta Karun di Raja Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.