Menjaga Kenyamanan dan Mengukir Masa Depan Berwawasan Lingkungan
Hari ulang tahun ke-269 Kota Yogyakarta pada 7 Oktober 2025 menjadi momentum berharga untuk memacu perbaikan di seluruh sektor
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hari ulang tahun ke-269 Kota Yogyakarta pada 7 Oktober 2025 menjadi momentum berharga untuk memacu perbaikan di seluruh sektor.
Kota Yogyakarta didorong untuk terus bertransformasi demi memastikan kenyamanan warganya, serta menguatkan posisinya sebagai etalase budaya Jawa.
Dorongan disampaikan oleh Herry Zudianto, tokoh masyarakat, pengusaha, sekaligus mantan Wali Kota Yogyakarta dua periode (2001-2006 dan 2006-2011).
Dalam momentum hari jadi ini, dirinya menekankan, bahwa tujuan utama pembangunan kota adalah menjadikannya nyaman untuk dihuni masyarakatnya.
Kenyamanan mutlak harus dipenuhi, berawal dari kehidupan ekonomi yang baik, yang ditandai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai.
Selain itu, status Kota Pelajar harus diperkuat melalui pendidikan yang maju. Aspek sosial juga tak kalah penting, yaitu terwujudnya kehidupan sosial yang damai, menjaga kerukunan, serta memastikan keamanan dan ketertiban selalu terjaga dengan baik.
Ia juga secara spesifik menyoroti pentingnya sarana dan prasarana pemukiman yang layak bagi penduduk kota.
Permukiman dianggapnya sebagai 'kota kecil' bagi warganya, dan harus dipastikan tidak ada yang kumuh.
“Jangan sampai ada yang katakanlah kumuh, tidak ada sanitasi dan sebagainya. Karena itu menjadi dasar atau basic dari suatu kehidupan,” tegasnya, menggarisbawahi bahwa pemenuhan hak dasar ini adalah fondasi bagi kualitas hidup di kota.
Baca juga: HUT ke-269 Kota Yogyakarta, Momentum Menuju Kota Ramah Jiwa
Perkuat Lokomotif Ekonomi dan Wawasan Lingkungan
Melihat potensinya, Herry, menandaskan, lokomotif ekonomi Kota Yogyakarta berada pada dua sektor utama: Pariwisata dan Pendidikan.
Kedua aspek ini harus dijaga dan dikembangkan dengan sebaik mungkin, mengingat sektor lain akan mengikutinya sebagai gerbong.
Dalam konteks pariwisata, ia mendorong agar Kota Yogyakarta tidak hanya mempertahankan heritage fisik, tetapi juga menjaga aura spesifik dan etalase budaya Jawa, termasuk sikap keramahan dan kreativitas warganya.
Harapannya, Yogyakarta menjadi kota yang selalu dirindukan untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan, maupun warganya yang tengah merantau.
Lebih lanjut, ia mendorong visi kota yang berwawasan lingkungan. Gerakan bersepeda (sego-segawe) yang pernah ia inisiasi bukan sekadar nostalgia, melainkan bagian dari masa depan (future) kota.
HUT ke-269 Kota Yogyakarta, Momentum Menuju Kota Ramah Jiwa |
![]() |
---|
HUT ke-269 Kota Yogyakarta : Lebih Dekat, Lebih Cepat, Maju Melesat |
![]() |
---|
Gotong Royong dan Napas Perubahan Kota Yogya |
![]() |
---|
Jadwal dan Rute Ujicoba Malioboro Jadi Full Pedestrian 24 Jam Hari Ini dan Besok |
![]() |
---|
Wali Kota Hasto Wardoyo Sowan ke Pendahulu, Teladani Jejak Kepemimpinan Jelang HUT ke-269 Kota Yogya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.