Nilai Ekspor DIY pada Januari-Agustus 2025 Capai 372,18 Juta Dollar, Mayoritas Industri Pengolahan
Statistisi Utama Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan ekspor DIY masih didominasi oleh industri pengolahan.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nilai ekspor DIY pada Januari hingga Agustus 2025 mencapai 372,18 juta US Dollar.
Dibandingkan periode sebelumnya, ada peningkatan 9,23 persen yakni 340,72 juta US Dollar.
Statistisi Utama Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan ekspor DIY masih didominasi oleh industri pengolahan.
Nilai ekspor untuk industri pengolahan mencapai 369,37 juta US Dollar.
Secara tahunan ada peningkatan 8,9 persen, sebab pada periode Januari-Agustus 2024 sebesar 338, 98 juta US Dollar.
Sementara nilai ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2, 79 juta US Dollar.
Sedangkan nilai ekspor pada sektor pertambangan lainnya sebesar 0, 02 juta US Dollar.
“Andil utama peningkatan nilai ekspor (periode Januari-Agustus 2025) disumbang oleh sektor industri pengolahan sebesar 99,24 persen,” katanya.
Empat besar komoditas utama ekspor dari DIY pada Januari-Agustus 2025 adalah pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan mencapai 139,21 juta US Dollar, pakaian dan aksesorisnya rajutan sebesar 48,75 juta US Dollar, barang dari kulit samak sebesar 40,92 juta US Dollar, dan perabotan, lampu, dan alat penerangan sebesar 36,25 juta US Dollar.
Dari sisi pertumbuhan, selama periode Januari-Agustus 2025, ekspor 10 golongan barang HS 2 digit tersebut naik 10,48 persen terhadap periode sama 2024.
Sepuluh golongan barang tersebut mempunyai kontribusi 92,73 persen terhadap total ekspor DIY.
“Tiga komoditas dengan kontribusi terbesar adalah pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan sebesar 37,40 persen, pakaian dan aksesorisnya rajutan sebesar 13,10 persen, dan barang dari kulit samak sebesar 10,99 persen,” terangnya.
Amerika Serikat masih menjadi negara utama tujuan ekspor DIY, dengan nilai US$159, 26 juta.
Komoditas utama yang dikirim ke Amerika Serikat antara lain pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan sebesar US$55,57 juta atau 34,90 persen, barang dari kulit samak US$29,71 juta atau 18,65 persen, dan pakaian dan aksesorisnya rajutan US$22,86 juta atau 14,36 persen.
Selain Amerika Serikat, negara kedua terbesar tujuan ekspor DIY adalah Jerman dengan nilai US$43, 46 juta.
Komoditas utama yang dikirim ke Jerman antara lain pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan sebesar US$32,93 juta atau 75,77 persen, pakaian dan aksesorisnya rajutan US$5,37 juta atau 12,35 persen, dan perabotan, lampu, dan alat penerangan US$1,42 juta atau 3,26 persen.
Negara terbesar ketiga adalah Jepang dengan nilai ekspor sebesar US$29, 65 juta.
Komoditas utama yang dikirim ke Jepang antara lain pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan sebesar US$13,35 juta atau 45,03 persen, pakaian dan aksesorisnya rajutan US$7,27 juta atau 24,52 persen, dan perabotan, lampu, dan alat penerangan US$3,11 juta atau 10,48 persen. (*)
DIY Alami Inflasi Bulanan Sebesar 0,15 Persen pada September 2025 |
![]() |
---|
Berkat IEU CEPA, Peluang Akses Pasar ke Uni Eropa Meningkat dan Harga Kompetitif |
![]() |
---|
DIY Alami Deflasi 0,24 Persen pada Agustus 2025 |
![]() |
---|
Daerah Istimewa Yogyakarta Ranking 1 Angka Harapan Hidup Tertinggi di Indonesia |
![]() |
---|
Meski UMR Rendah DIY Bukan Termiskin, Tapi Angka Kemiskinan Jogja Masih Bikin Geleng Kepala |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.