Menggali Batas Baru Seni Pertunjukan, ICPA Ke-7 ISI Yogyakarta Jelajahi Intermedialitas dan Era AI
Konferensi internasional ini menjadi platform krusial untuk mendiskusikan transformasi radikal seni pertunjukan di tengah gelombang revolusi digital.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
"Diskusi intermedialitas ini sangat relevan. Terlebih, di era Kecerdasan Buatan, batas antara teater langsung, produksi film, dan pengalaman digital semakin kabur," terangnya.
ICPA ke-7 pun berfungsi sebagai ruang inkubasi ide, mendorong para akademisi dan praktisi untuk memikirkan kembali batas-batas disiplin ilmu.
Serta, bagaimana teknologi dapat diintegrasikan secara organik, bukan sekadar tempelan, untuk memperkaya pengalaman estetika dan narasi seni.
Kesimpulannya, ICPA 2025 yang diinisiasi oleh Jurusan Teater FSP ISI Yogyakarta adalah pernyataan bahwa seni pertunjukan Indonesia tidak hanya siap untuk beradaptasi.
Namun, sekaligus memimpin diskusi global tentang bagaimana teknologi dan intermedialitas akan mendefinisikan kembali ekspresi artistik di abad ke-21. (*)
seni pertunjukan
ISI Yogyakarta
Intermedialitas
International Conference on Performing Arts (ICPA)
Dari Gulma Menjadi Berkah: Eceng Gondok Disulap Jadi Produk Anyaman Bernilai Ekonomi Tinggi |
![]() |
---|
Yogyakomtek 2025 Digelar dengan Konsep Festival, Gandeng Tiga Perguruan Tinggi |
![]() |
---|
Indonesia’s Sketching Jogja, Ruang Bebas Ekspresi Melalui Sketsa |
![]() |
---|
Kanwil Kemenkumham DIY dan ISI Yogyakarta Jajaki Kerja Sama Pendaftaran Paten |
![]() |
---|
ISI Yogyakarta Wisuda 689 Lulusan, Rektor Tekankan Seni sebagai Penggerak Ekonomi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.