Jembatan Pandansimo Disebut Mampu Tahan Gempa Hingga Magnitudo 9

Struktur Jembatan Pandansimo juga sudah didesain khusus agar tahan gempa. Caranya dengan memasang Lead Rubber Bearing (LRB)

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
JEMBATAN PANDANSIMO: Ornamen berbentuk Gunungan di bagian tengah Jembatan Pandansimo diabadikan saat hari pertama Uji Coba Lalu Lintas Terbuka, Senin (29/09/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jembatan Pandansimo akhirnya dibuka untuk Uji Coba Lalu Lintas Terbuka atau Trial Open Traffic pada 29 September hingga 4 Oktober 2025. Meski baru Uji Coba, momen tersebut sudah dinantikan oleh masyarakat setelah proses pembangunan cukup lama.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Pandansimo, Setiawan Nugroho mengatakan pembangunan memakan waktu selama satu setengah tahun.

"Pembangunannya mulai November 2023 dan selesai Juni 2025, dengan biaya sekitar Rp 800 miliar," kata Setiawan ditemui pada Senin (29/09/2025).

Ia mengungkapkan bahwa lokasi Jembatan Pandansimo sekitar 10 kilometer (km) jaraknya dari Sesar Opak di Kabupaten Bantul. Sesar tersebut merupakan pemicu terjadinya gempa besar pada 2006 silam.

Selain itu, lokasi berdirinya Jembatan Pandansimo juga rentan terjadi likuifaksi atau pencairan tanah. Sebab Setiawan mengatakan struktur tanah sekitar jembatan cenderung berpasir dan dangkal.

"Risiko bencana tersebut sudah kami antisipasi dan mitigasi lewat struktur jembatan," ujarnya.

Menurut Setiawan, pondasi jembatan dipasang sedalam 30 meter sebagai antisipasi likuifaksi. Sebab diprediksi likuifaksi di sekitar jembatan bisa terjadi sampai kedalaman 10 meter.

Struktur Jembatan Pandansimo juga sudah didesain khusus agar tahan gempa. Caranya dengan memasang Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai isolator yang akan menyerap guncangan gempa.

"Jembatan Pandansimo didesain mampu tahan gempa hingga Magnitudo 9," ungkap Setiawan.

Ia mengatakan LRB akan menahan struktur jembatan agar tidak terjadi goyangan besar saat terjadi gempa. Jembatan Pandansimo juga didesain agar bisa dimanfaatkan selama 50 tahun.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah DIY, Tisara Sita mengatakan Jembatan Pandansimo memiliki struktur ikonik berupa ornamen Gunungan di bagian tengah.

Selain itu, area plaza atau shelter bagi pedestrian atapnya didesain seperti joglo dengan desain Penerangan Jalan Umum (PJU) juga berupa Gunungan. Struktur tersebut merepresentasikan unsur budaya lokal DIY.

"Jembatan ini akan memperkuat rantai pasok ekonomi, sekaligus membuka peluang pengembangan destinasi wisata baru," jelas Tisa.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved