Operasional Dapur MBG Ditutup, SPPG Semin Gunungkidul Diminta Lengkapi Sertifikat Halal dan SLHS

Pengelola SPPG Semin Didik Rubiyanto mengatakan permintaan itu disampaikan setelah Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pemeriksaan

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Ilustrasi menu makan 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, diminta melengkapi sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan sertifikat halal sebagai syarat untuk dapat beroperasi kembali.

Langkah ini dilakukan menyusul penutupan sementara operasi dapur akibat dugaan keracunan makanan pada sejumlah siswa penerima program makan bergizi gratis (MBG).

Pengelola SPPG Semin Didik Rubiyanto mengatakan permintaan itu disampaikan setelah Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pemeriksaan pasca-dugaan keracunan makanan pada sejumlah siswa tersebut.

"Penutupan dilakukan setelah BGN turun ke lapangan dan mengindentifikasi kejadian itu, hasilnya kami diminta untuk melakukan penyempurnaan dapur," ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (29/9/2025).

Ia menjelaskan penyempurnaan dapur meliputi pemasangan grease trap atau alat penjebak minyak dan lemak (lemak) yang terpasang pada sistem pembuangan air limbah dapur, wastafel di sejumlah titik, pemasangan karpet karet pada lantai agar tidak licin, hingga penyediaan tempat sampah yang memadai.

"Kemudian, kami juga diminta untuk melengkapi sertifikat SLHS yang sudah kami lakukan dan sudah selesai. Kemudian, juga diminta melengkapi sertifikasi halal yang mana besok akan adalah pelatihan dari Kemenag. Jika, proses itu semua selesai, maka SPPG bisa beroperasi kembali. Mungkin membutuhkan waktu dua atau tiga hari ini bisa beroperasi lagi. Untuk keluarnya sertifikat halal memang membutuhkan waktu 1-2 bulan," ucapnya.

Selama operasional ditutup sementara, kata dia, aktivitas dapur tetap berjalan. Para karyawan tetap masuk untuk membersihkan ompreng, tempat makan sebagai wadah MBG tersebut.

"Aktivitas tetap ada, terutama untuk membersihkan ompreng yang ada, karyawan tetap masuk. Kemarin baru dapat ompreng dari Polda," ucapnya.

Untuk diketahui, dapur SPPG ini merupakan SPPG Div Propam Polri Gunungkidul yang dibuka pada 11 September 2025. Yang mana, dapur ini menyasar sebanyak 2.843 siswa dari 16sekolah yang berada di sekitar lokasi dapur.

Sebelumnya diberitakan, Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, ditutup imbas belasan pelajar diduga mengalami kasus keracunan.

Penutupan operasional dapur mengacu pada surat yang dilayangkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) Nomor 537/D.TWS/09/2025 tentang Pemberhentian Operasional SPPG Gunungkidul Semin Sumberejo, yang dikeluarkan pada 27 September 2025.

Dalam surat yang ditandatangani oleh Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan, Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah II, Albertus Dony Dewantoro, tertulis sehubungan dengan dasar tersebut di atas, dalam rangka investigasi dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan dan BPOM. Untuk sementara, SPPG Semin Sumberejo dihentikan operasionalnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. 

Sementara saat dikonfirmasi, Pengelola SPPG Sumberejo, Didik Rubiyanto membenarkan adanya pemberhentian operasional tersebut. 

"Langkah ini kami jadikan kesempatan untuk pembenahan, yang perlu diperbaiki hanya soal sanitasi, pengelolaan sampah, dan label halal," tuturnya, pada Senin (29/9/2025).

Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati. Ia mengatakan pihaknya sudah mendapatkan surat bahwa operasional SPPG Semin ditutup.

"Jadi, selama penutupan ini sekolah-sekolah di sekitar SPPG tidak menerima MBG dulu," urainya. 

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 19 siswa di Kalurahan Padanan, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program makanan bergizi gratis (MBG), pada Senin (15/9/2025) kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan belasan siswa yang diduga mengalami keracunan terdiri dari 
15 siswa SD, 3 siswa SMP, dan 1 siswa SMA.

“Gejala yang dialami meliputi muntah, nyeri perut, pusing, dan demam," ujarnya saat dikonfirmasi pada Selasa, (16/9/2025).

Ia mengatakan semua siswa pun langsung dilarikan ke Puskesmas Semin I untuk mendapatkan perawatan. 

"Dan hari ini, semua siswa sudah kembali sehat serta beraktivitas di sekolah," ucapnya.

Sebagai tindak lanjut, kata dia, Dinkes mengamankan sampel makanan dari SPPG untuk pemeriksaan laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta. Jenis sampel yang diperiksa meliputi nasi, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karage, dan air minum.

“Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti kasus ini,” tambah Ismono.

Ismono menuturkan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kejadian tersebut. Pasalnya, dalam sepekan ini sudah ada dua kasus dugaan keracunan MBG yang dialami para siswa.

"Tentu, akan kami lakukan evaluasi terkait hal ini. Itu akan menjadi tugas lintas sektor terkait," pungkasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved