Kisah Inspiratif

Ada Angkringan Isyarat di Kota Jogja, Penjual-Pembeli Komunikasi Pakai Bahasa Isyarat

Tidak hanya melayani pesanan, mereka juga bersedia mengajarkan bahasa isyarat dasar kepada pengunjung yang ingin mencoba.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
(MG Axel Sabina Rachel Rambing)
Rizky (24) dan Bagas (29) Teman Tuli pengelola Angkringan Isyarat Yogyakarta (24/09/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM-- “Angkringan Isyarat” di Jalan Menteri Supeno No.91, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, sekilas tampak seperti angkringan pada umumnya.

Gerobak kayu dengan lampu temaram, deretan nasi kucing, hingga gorengan yang tertata rapi menyambut siapa saja yang singgah.

Namun, ada yang membuat suasana berbeda. Di tempat ini, penjual dan pembeli saling berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Konsep tersebut dihadirkan agar teman dengar dan teman tuli bisa berinteraksi dengan nyaman tanpa batasan.

Lewat cara sederhana itu, “Angkringan Isyarat” menghadirkan ruang nongkrong yang tak hanya ramah di perut, tapi juga ramah pada keberagaman.

Tidak perlu khawatir jika belum menguasai bahasa isyarat.

Pengunjung cukup menuliskan pesanannya di kertas kecil yang tersedia, lalu kawan-kawan Tuli akan segera menyiapkan seperti di angkringan lainnya.

Usaha ini dicetuskan oleh Bagas (29), seorang teman Tuli, yang sejak awal ingin membangun ruang usaha bersama.

Ia kemudian mengajak beberapa rekannya untuk mengelola angkringan ini. 

Menurut Rizky (24), salah satu pengelola, angkringan biasanya mulai ramai pada pukul 19.00– 20.00 WIB.

Titik paling padat terjadi pada malam Sabtu dan malam Minggu, saat banyak pengunjung datang untuk sekadar makan, ngobrol, atau mencoba pengalaman baru berinteraksi dengan bahasa isyarat.

Bagi mereka, gerobak sederhana ini bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga simbol kemandirian sekaligus pemberdayaan komunitas Tuli.

Lewat “Angkringan Isyarat”, Bagas dan teman-temannya menunjukkan bahwa angkringan bisa lebih dari sekadar tempat makan murah meriah.

Tempat ini bisa menjadi ruang inklusi, di mana orang bisa belajar saling memahami, meski dengan cara berkomunikasi yang berbeda.

Gratis Belajar Bahasa Isyarat

Teman-teman Tuli di angkringan ini terbuka pada siapa saja yang datang. Tidak hanya melayani pesanan, mereka juga bersedia mengajarkan bahasa isyarat dasar kepada pengunjung yang ingin mencoba.

Mereka bahkan merasa antusias setiap kali ada pengunjung yang tertarik untuk belajar.

 Suasana makan pun kerap berubah menjadi ruang interaksi yang hangat, di mana percakapan sederhana dilakukan dengan gerakan tangan.

Pengunjung Belajar Bahasa Isyarat
Pengunjung belajar Bahasa Isyarat bersama Rizky (24) dan Bagas (29) di Angkringan Isyarat Yogyakarta.

Misalnya, Ayu (20), salah satu pengunjung angkringan. Ia tidak hanya datang untuk mengisi perut, tetapi juga ingin belajar bahasa isyarat langsung dari teman-teman tuli.

Permintaan itu disambut hangat oleh Rizky dan Bagas. Mereka segera menggeser kursi, duduk berhadapan dengan Ayu, lalu mulai mengajarkan gerakan sederhana.

Pelajaran dimulai dari isyarat dasar berupa alfabet, dilanjutkan dengan kata tanya seperti apa, di mana, siapa, kapan, dan bagaimana. Setelah itu, mereka mengenalkan isyarat bulan dari Januari hingga Desember.

Ayu mengetahui tempat ini dari seorang teman dan Ia sangat tertarik saat diajak. “Penasaran juga dengan konsepnya,” ujar Ayu (24/09/2025).

Menurut Rizky dan Bagas, konsep angkringan ini memang dipilih sebagai cara memperkenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat luas.

Dengan pendekatan yang sederhana, bahasa isyarat bisa hadir lebih dekat dalam keseharian.

Angkringan Isyarat membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk mandiri. Justru dari tempat ini tumbuh pesan bahwa bahasa isyarat adalah bahasa kesetaraan, yang mampu menyatukan teman tuli dan teman dengar tanpa sekat.

Bagi Tribuners yang ingin merasakan suasana nongkrong berbeda, Angkringan Isyarat siap menyambut setiap Senin hingga Sabtu, pukul 18.00 hingga 00.00 WIB. (MG|AXEL SABINA RACHEL RAMBING)

Baca juga: 4 Angkringan Legend di Jogja

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved