Ruang Tamu Menghadap ke Kali, Bukan Dapur, Ini Penjelasan Sultan

Kali Resik Rezekine Apik. Semangat ini diusung dalam aksi bersih sungai dan tebar benih ikan bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) .

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Kali Resik Rezekine Apik. Semangat ini diusung dalam aksi bersih sungai dan tebar benih ikan bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kali Resik Rezekine Apik. Semangat ini diusung dalam aksi bersih sungai dan tebar benih ikan bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sultan menebar benih ikan di Bendung Mergangsan, yang mengalir ke Sungai Code. 

Sultan mengatakan pelestarian sungai dengan cara menebar benih ikan dan merawat sungai agar tidak menjadi lokasi pembuangan sampah merupakan bentuk Hamemayu Hayuning Bawana. 

Secara harafiah, Hamemayu berarti menyayangi, hayuning berarti kedamaian atau harmoni, dan bawana berarti dunia. 

Lanjut Sultan, sungai yang bersih merupakan bagian dari Hamemayu Hayuning Bawana, filosofis yang sudah diakui oleh UNESCO. 

“Jadi perlu saya sampaikan bahwa yang dimaksud Hamemayu Hayuning Bawono itu sebetulnya ada tiga poin. Tapi poin yang pertama itu mungkin yang punya relevansi dengan peristiwa hari ini, yaitu keselamatan alam atau lingkungan hanya dimungkinkan karena kebijakan manusia,” kata Sultan, Jumat (19/9/2025). 

Sultan beranggapan bahwa untuk menjaga lingkungan sudah tidak bisa ditawar lagi, karena menjaga lingkungan sudah merupakan hakikat sebagai manusia. 

Tujuannya, yakni untuk membuat lingkungan lebih baik. Oleh sebab itu, lanjut Sultan, selain merawat sungai, dirinya juga telah melarang masyarakat untuk membuat permukiman di kawasan gunung. 

“Jadi di pegunungan jangan jadi permukiman, nanti juga akan dibalas oleh alam sendiri berupa bencana alam,” ujarnya. 

Sultan berharap, warga Yogyakarta memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sungai dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. 

Selain itu, Ngarsa Dalem juga mengimbau agar masyarakat yang tinggal di kawasan pinggir sungai memposisikan bangunan rumah. 

Misalnya, bagian ruang tamu harus berhadapan dengan sungai sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. 

“Ruang tamu harus menghadap kali, bukan dapur yang menghadap kali. Akhirnya, karena ruang tamu menghadap ke sungai, masyarakat malu kalau ketahuan buang sampah,” ujar dia. 

Ia menambahkan, ke depan beberapa titik di Sungai Code akan dipasang jaring untuk menandai asal sampah. 

“Kami sepakat dengan Pak Wali Kota untuk pasang jaring. Jadi kalau Sleman buang, itu akan kena jaring sehingga ketahuan kalau sampah dari Sleman, bukan dari Kota. Di selatan pun mungkin juga dipasang jaring supaya Bantul juga tahu kalau yang buang orang Kota,” ujarnya. (Kompas.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved