UNISA Yogyakarta Terjunkan 70 Mahasiswa untuk Tim Kesehatan di Lokasi Unjuk Rasa
Sekitar 70 mahasiswa disebut akan turun ke lapangan, untuk mengantisipasi potensi keadaan darurat di lokasi aksi.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Presiden Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Lukmannul Hakim, menegaskan keterlibatan mahasiswa UNISA dalam aksi unjuk rasa pada Senin (1/9/2025) di Yogyakarta.
Sekitar 70 mahasiswa disebut akan turun ke lapangan, untuk mengantisipasi potensi keadaan darurat di lokasi aksi.
“Tim kesehatan sudah kami siapkan dari organisasi mahasiswa. Kami punya peralatan medis, dan tentu kegiatan ini juga dikawal oleh tim kesehatan. Hari ini mahasiswa kami akan ikut turun ke lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, tim medis mahasiswa akan bertugas membantu jika aksi berlangsung ricuh.
Perlengkapan P3K dan ambulans bekerja sama dengan RS PKU dan jaringan Muhammadiyah juga disiapkan.
“Kami sudah menyiapkan alat kesehatan dan P3K untuk dibawa ke lapangan, guna mengantisipasi jika terjadi situasi darurat. Ambulans juga telah kami siapkan, bekerja sama dengan RS PKU dan jaringan ambulans RS PKU Muhammadiyah,” kata Lukmannul.
Lukmannul menekankan, mahasiswa UNISA akan menjaga marwah persyarikatan dengan mengedepankan hati nurani serta nilai demokrasi dalam aksi.
“Sejauh ini kami tergabung dalam aliansi Gejayan Memanggil bersama teman-teman yang lain. Tentunya, kami menjaga marwah persyarikatan, mengedepankan hati nurani, serta tetap menjunjung nilai-nilai demokrasi. Kami juga turut berbela sungkawa atas meninggalnya kawan kami dari Amikom. Kejadian ini menjadi semangat bagi kami, khususnya mahasiswa di Yogyakarta, untuk terus mengawal jalannya demokrasi di Indonesia,” ucapnya.
Baca juga: UNISA Yogyakarta Nyatakan Pernyataan Sikap, Kritik Kebijakan yang Timbulkan Keresahan Publik
Menyikapi situasi nasional saat ini, lanjut Lukmannul, mereka mengajukan delapan tuntutan konkret.
Ia menegaskan bahwa krisis-krisis belakangan ini memperlihatkan arah demokrasi Indonesia yang kian suram.
Menurut Lukmannul, pemerintah dan pejabat negara kerap mengabaikan kepentingan rakyat.
Ia menilai penindasan resmi, komunikasi publik yang memicu kepanikan, serta kebijakan yang merugikan masyarakat kecil adalah cerminan nyata dari kemunduran demokrasi.
“Krisis-krisis terkini telah menunjukkan betapa pemerintah dan pejabat negara seringkali mengabaikan kepentingan rakyat. Penindasan resmi, komunikasi publik yang memicu kepanikan, dan kebijakan yang merugikan rakyat kecil memberikan gambaran suram tentang demokrasi kita saat ini. Aparat yang seharusnya melindungi rakyat justru berubah menjadi mesin represif bahkan merenggut nyawa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, di tengah demonstrasi. Ketidakadilan dibiarkan. Rakyat ditindas. Demokrasi dibungkam. Sementara itu, para pejabat dan perwakilan rakyat sibuk mengejar kepentingan mereka sendiri,” papar Lukmannul.
Ia menegaskan bahwa mahasiswa tidak bisa tinggal diam.
Suara mahasiswa, menurutnya, bukan hanya kritik, melainkan tanda bahaya bahwa sistem bernegara sedang retak.
Bupati Bantul Ajak Masyakat Jaga Kabupaten Bantul Tetap Damai |
![]() |
---|
Antisipasi Demonstrasi, Warga Tutup Gang Masuk Menuju Perkampungan di Kawasan Malioboro |
![]() |
---|
Cek 44 Daftar Kereta Api yang Berhenti Luar Biasa di Stasiun Lempuyangan Hari Ini 1 September 2025 |
![]() |
---|
UNISA Yogyakarta Sampaikan Pernyataan Sikap, Kritik Kebijakan yang Timbulkan Keresahan Publik |
![]() |
---|
UGM Persilakan Mahasiswanya Ikut Demonstrasi, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.