Harapan Pelajar di Bantul Tanggapi Wacana Pemangkasan Subdisi Trans Jogja 2026: Jangan Dikurangi

Banyak pelajar di Bantul yang mengandalkan Trans Jogja sebagai moda transportasi berangkat dan pulang sekolah.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
ANDALKAN TRANS JOGJA: Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta, Sufyan Dwiki Hermawan (16), asal Kabupaten Bantul, sedang menunjukkan kartu Trans Jogja untuk anak sekolah, di Jalan Jend. Sudirman Kabupaten Bantul, Selasa (26/8/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Sejumlah pelajar di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mengkhawatirkan rencana pemangkasan subsidi Trans Jogja tahun 2026 berdampak pada pengurangan sarana transportasi bus Trans Jogja, pengurangan jalur operasional, dan perubahan tarif penumpang. 

Sebab, saat ini, banyak pelajar di Bantul yang mengandalkan Trans Jogja sebagai moda transportasi berangkat dan pulang sekolah.

Salah satu pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta, Sufyan Dwiki Hermawan (16), berharap, agar anggaran subsidi Trans Jogja tahun depan tidak dipangkas.

Jikalau terpaksa harus dipangkas, setidaknya unit kendaraan, jalur, hingga tarif transportasi tersebut diharapkan tidak berubah. 

“Selama ini, saya mengandalkan Trans Jogja untuk (kendaraan) pulang sekolah. Karena, kalau berangkat, biasanya saya diantar sama orang tua. Kalau pulang, baru naik Trans Jogja terus turun di sini (seberang SMP Nasional Bantul). Dari sini (seberang SMP Nasional Bantul), baru dijemput sama orang tua,” ucapnya, kepada Tribun Jogja, di Kabupaten Bantul, Selasa (26/8/2025).

Armada bus Trans Jogja
Armada bus Trans Jogja (Tribunjogja)

Remaja asal Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul ini, juga menyampaikan bahwa sebenarnya bus tersebut masih banyak diminati oleh masyakarat. Bahkan, saking padatnya, ia kerap harus mengantre dan dua kali transit agar bisa naik transportasi umum itu tanpa desak-desakan dan tepat tujuan.

“Saya kan sekolah di Kota Yogya ya. Sebenarnya ada bus dari arah sana yang langsung melintasi Malioboro. Dari Malioboro nanti terus ke Palbapang (Bantul). Tapi, karena jalur dari arah utara langsung ke Malioboro itu selalu penuh, makanya saya pakai cara lain,” tuturnya.

Fyan pun mengaku selama ini lebih memilih menggunakan metode dua kali transit. Artinya, dari SMK Negeri 2 Yogyakarta, Fyan harus naik bus Trans Jogja dengan tujuan Taman Pintar. Setelah itu, ia akan transit atau berganti bus yang melintasi Malioboro. Di Malioboro, Fyan akan berganti bus Trans Jogja tujuan Palbapang.

“Terus sekarang ini kan tarif umum Trans Jogja kan Rp3.500 per orang. Tapi, kalau yang punya kartu khusus pelajar kaya saya ini hanya dikenakan tarif Rp60 per orang. Ya kalau ada (pemangkasan subsidi Trans Jogja tahun 2026), saya harap tarif-tarif itu enggak berubah,” pintanya.

Demikian pula dengan salah satu pelajar SMP Negeri 2 Bantul, Nurul Dwi (14), mengaku selalu menggunakan Trans Jogja sebagai moda transportasi saat pulang sekolah. Sedangkan, saat berangkat sekolah selalu diantar oleh orang tua.

“Rumah saya kan di Palbapang. Jadi agak jauh kalau berangkat sama pulang sekolah jalan kaki. Jadi, saya milih pakai Trans Jogja yang murah dan hemat. Ini aja, satu kartu yang dibuat dari saya masih kelas VII sampai sekarang kelas IX masih bisa dipakai. Padahal, waktu itu cuma diisi saldo Rp50 ribu dan belum pernah top up lagi,” jelasnya.

Ia berharap kepada pemerintah untuk bisa mendukung dan menambah moda transportasi Trans Jogja, bukan memangkas anggaran subsidi Trans Jogja. Harapan itu diberikan mengingat Trans Jogja kerap dipergunakan dan sangat bermanfaat untuk kalangan pelajar.

“Kadang kalau pulang sekolah gini banyak yang terisi penuh sama anak-anak sekolah. Jadi, ya kalau bisa, bus itu ditambah lah. Rutenya juga dibanyakin biar yang dari jauh-jauh itu bisa pakai Trans Jogja juga untuk pulang pergi sekolah,” tutup Nurul.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved