VIRAL Rekaman Laboratorium Pasien RSUD Panembahan Senopati Jadi Bungkus Sate, Pihak RS Buka Suara

Terlihat ada nama pasien, tujuan klinik pemeriksaan, dokter laboratorium, dan instansi laboratorium RSUD Panembahan Senopati

Tangkapan Layar Media Sosial X
VIRAL - Kondisi dokumen rekaman laboratorium pasien RSUD Panembahan Senopati Bantul saat dipergunakan sebagai bungkus sate. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Baru-baru ini, beredar tayangan video di media sosial, hasil laboratorium pemeriksaan kesehatan milik pasien RSUD Panembahan Senopati Bantul, DI Yogyakarta, dipergunakan sebagai bungkus sate. 

Video yang menampilkan hasil laboratorium dipergunakan sebagai bungkus sate itu beredar di media sosial twitter @merapi_uncover.

Dalam postingan itu, terlihat ada nama pasien, tujuan klinik pemeriksaan, dokter laboratorium, dan instansi laboratorium RSUD Panembahan Senopati

Dalam postingan di akun tersebut juga terdapat beberapa penjelasan narasi sebagai berikut. 

"Min, aku hbs (habis) beli sate buat sarapan. Pas mau dibuka agak shick shack shock ya data hasil lab dari RS Jebugan jadi bahan bungkusnya. Seriusan ini mau nanya, yg (yang) salah RS atau yg (yang) punya data ya? Kan hasil rekam medis itu sifatnya rahasia dan dilindungi UU No.27 Tahun 2022 ttg (tentang) Perlindungan data pribadi. Tolong anonim ya min akun saya. Terima kasih," paparnya dalam narasi di postingan media sosial X, dikutip Tribunjogja.com pada Rabu (8/10/2025).

Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, Atthobari, menduga bahwa dokumen yang beredar merupakan dokumen hasil fotokopi dan tidak dikeluarkan di instansinya.

Sebab, pasien dan keluarga pasien di rumah sakit tersebut berhak memiliki rekam medis.

"Pasien dan keluarga pasien itu kan berhak punya salinan hasil laboratorium milik pasien itu sendiri. Kalau pasien minta, kan kami boleh mengasihkan. Tapi, dokumen yang kami kasih tidak pernah dalam bentuk fotokopi. Jadi, kalau yang kami kasih itu ya hasil resmi dari rumah sakit," ungkapnya.

Akan tetapi, kata Atthobari, dari hasil pantauan video yang beredar di media sosial itu adalah berbentuk salinan fotokopi.

Dokumen itu dimungkinkan beredar dikarenakan adanya pihak keluarga pasien atau pasien yang melakukan fotokopi.

Namun, ia tidak mengetahui kenapa dokumen itu bisa sampai ke tangan penjual sate dan menjadi bungkus sate.

"Karena, sekali lagi, kalau kami memberikan hasil laboratorium kepada pasien atau keluarga pasien pasti hasil resmi. Dan pasti kop hasil laboratorium itu berwarna, karena kan asli to dokumennya," papar dia.

Disampaikannya, secara prosedur yang ada, data pasien rumah sakit tidak bisa dibocorkan kepada publik dikarenakan memiliki aturan sendiri dan dikhawatirkan terjadi penyalahgunaan.

Lalu, data-data yang sudah tidak dipergunakan biasanya dimusnahkan.

"Data-data yang perlu dirahasiakan, data-data milik pasien, data-data itu pasti kami kelola dan ada prosedurnya. Data itu pasti kami potong-potong dulu sebelum dimusnahkan. Kalau dokumen bisa beredar sampai utuh seperti itu, ya artis tidak dari kami," jelasnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved