Subsidi Trans Jogja Bisa Kena Pangkas, Pelajar Berharap Layanan Transportasi Publik Tak Dikorbankan

Kurniawan, seorang pelajar SMA di Kota Yogyakarta, menuturkan, selama ini Trans Jogja membantunya untuk berangkat dan pulang sekolah.

|
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja
Armada bus Trans Jogja 

TRIBUNJOGJA.COM - Kalangan pelajar berharap rencana pemangkasan subsidi Trans Jogja tidak berdampak pada pengurangan jalur operasional.

Bukan tanpa alasan, dengan banderol yang relatif sangat terjangkau, keberadaan Trans Jogja sangat membantu mobilitas sehari-hari.

Kurniawan, seorang pelajar SMA di Kota Yogyakarta, menuturkan, selama ini Trans Jogja membantunya untuk berangkat dan pulang sekolah.

Terlebih, di usianya yang belum genap 17 tahun dan belum diperbolehkan membawa kendaraan pribadi, Trans Jogja pun krusial sekali baginya.

"Selain pergi-pulang ke sekolah, saya kemana-mana naik TJ juga. Misalnya mau garap tugas kelompok atau main ke (rumah) teman," ujarnya, Selasa (26/8/25).

Oleh sebab itu, ia berharap, pengurangan anggaran subsidi yang dikabarkan menyentuh Rp6,8 miliar tidak berdampak pada pengurangan jalur.

Alih-alih dikurangi karena faktor pemangkasan dana, dirinya menilai, rute Trans Jogja sebenarnya perlu ditambah agar semakin mudah diakses.

"Sekarang saja saya kadang masih harus jalan lumayan jauh. Sayang banget kalau jalurnya malah dikurangi, harusnya ditambah," katanya.

"TJ itu yang paling terjangkau buat saya. Kalau kemana-mana harus naik ojol (ojek online) kan lebih mahal, jadinya boros," imbuh Kurniawan.

Safira, pelajar lainnya di Kota Yogyakarta, turut mengapungkan harapan supaya pemerintah menaruh perhatian lebih kepada Trans Jogja.

Menurutnya, di tengah minimnya akses layanan transportasi publik di DIY, Trans Jogja sejatinya menjadi masa depan yang harus dikembangkan.

"Kaget juga waktu baca berita, kok subsidinya malah mau dipotong. Padahal, transportasi publik kita kan belum mumpuni, masih jauh," ungkapnya.

Pelajar yang kini duduk di bangku kelas VII itu pun membandingkan, betapa mudahnya mengakses transportasi publik kala berada di Jakarta.

Sementara, di Yogyakarta, dirinya memandang, kendaraan pribadi masih menjadi primadona yang seakan harus dimiliki setiap warga.

"Pelajar kayak saya yang belum punya SIM, belum boleh bawa motor, sering kerepotan. Harapannya TJ dikembangkan lah, jangan malah turun kualitas layanannya," ucapnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved