Aliran Sungai di Kota Yogyakarta Dinormalisasi, Terjunkan Tiga Set Alat Berat

Tiga aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Yogyakarta, meliputi Code, Winongo, serta Gajahwong, mulai dinormalisasi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
KERUK SUNGAI - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menunggangi alat berat yang diturunkan untuk normalisasi Sungai Code, di kawasan Bendung Mergangsan, Minggu (24/8/25). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tiga aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Yogyakarta, meliputi Code, Winongo, serta Gajahwong, mulai dinormalisasi.

Program tersebut, ditandai dengan penurunan alat berat di aliran Sungai Code, di kawasan Bendungan Mergangsan, Minggu (24/8/25) pagi.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, normalisasi sungai sejatinya sudah direncanakan sejak belasan tahun lalu, atau kisaran 2014.

Namun, dimungkinkan karena koordinasi yang belum benar-benar tuntas, proyek normalisasi sungai di Kota Pelajar harus tertunda sangat lama.

"Hari ini kita bisa kick off menurunkan alat berat dan tidak masalah. Kita koordinasi dengan BBWSO (Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak). Itu yang paling penting, harus matang," ungkapnya.

Dijelaskan, normalisasi sungai yang menyasar tiga aliran sekaligus itu bakal ditempuh selama lima pekan ke depan, sampai akhir September.

Pihaknya mematok target, material diangkut dari dua kilometer aliran Sungai Code, serta masing-masing 500 meter di Winongo dan Gajahwong.

"Winongo masih perawan, karena pinggirnya belum ada tembok-temboknya, sehingga lebih krusial. Nanti setelah ini rutin, paling tidak setahun empat kali, tiga bulan sekali kita akan kerja," ujarnya.

Bukan tanpa alasan, Hasto memandang, kondisi aliran sungai yang melintasi Kota Yogyakarta dewasa ini terlalu banyak tertimbun material.

Padahal, jika material bisa diangkut dan dibuat semacam cekungan, sungai dapat dimanfaatkan untuk destinasi wisata dan mendongkrak ekonomi warga masyarakat di kawasan bantaran.

"Nanti akan dipelajari titik-titik mana, apakah bisa dibikin cekungan, supaya airnya tertahan. Itu kan bisa untuk hiburan juga, ya," ucap Wali Kota.

"Siapa tahu Balai Besar mengizinkan ada perahu-perahu kecil. Harapan kami seperti itu. Karena air kan harus ada retensinya. Meresap di kota, tidak langsung lari ke laut," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan, Pemkot Yogyakarta bakal mengawal operasional tiga set alat berat dari BBWSO yang diturunkan untuk normalisasi.

Dirinya pun mewanti-wanti, nantinya, material yang diangkut akan diboyong ke lahan milik pemerintah daerah, dan tidak boleh diperjualbelikan. 

"Misal ke tanah Pemda yang diuruk, karena sebelumnya tidak berfungsi, agar bisa dimanfaatkan. Material tidak boleh dijual, jangan sampai ada yang menjual material," tegasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved