“Kami terlibat dalam hilirisasi mineral kritis, penyusunan roadmap energi terbarukan, hingga pengembangan hidrogen,” ungkapnya.
Menurutnya, hidrogen berfungsi layaknya baterai sebagai penyimpan energi.
“Green hydrogen diproduksi dari energi bersih, dan kami sudah terlibat sejak tahap regulasi dengan kementerian, mitra internasional, serta lembaga donor,” kata Prof. Sarjiya.
Ia menambahkan, PSE UGM juga menjalin kerja sama dengan Belanda dalam pengembangan Green Hydrogen Valley di Yogyakarta.
Kolaborasi ini, ujarnya, menjadi bagian penting dalam membangun ekosistem energi hijau di Indonesia. (*)