Gunung Lewotobi Erupsi, Lakukan Mitigasi Ini Sebelum, Saat dan Setelah Letusan Gunung Berapi

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Joko Widiyarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ERUPSI gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Senin (18/8/2025)

TRIBUNJOGJA.COM- Kawah Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menjadi sorotan.

Pada Selasa (19/08/2025) dini hari, kawah gunung tersebut mengeluarkan asap putih pekat setinggi 500–800 meter di atas puncak.

Fenomena ini terekam oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki.

Selain semburan asap, alat seismograf juga merekam aktivitas kegempaan yang meningkat, seperti gempa guguran, embusan, dan tremor non-harmonik.

Masyarakat dan wisatawan sudah dihimbau agar tidak beraktivitas dalam radius enam kilometer dari kawah gunung demi keselamatan. 

Kejadian ini menegaskan pentingnya mitigasi bencana gunung berapi, khususnya di wilayah rawan letusan seperti Nusa Tenggara Timur.

Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana

Secara hukum, mitigasi bencana sudah diatur dalam UU No. 24 Tahun 2007.

Tujuannya adalah mengurangi risiko bencana dan dampak yang ditimbulkan, baik dari segi korban jiwa maupun kerugian materi.

Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api, mitigasi tidak hanya berarti evakuasi ketika letusan terjadi.

Lebih dari itu, mitigasi mencakup upaya kesiapsiagaan sejak jauh hari hingga langkah pemulihan setelah bencana usai.

Baca juga: Gunung Lewotobi Alami Pengembungan, Warga Diminta Waspada Potensi Erupsi Eksplosif

Langkah yang dapat Masyarakat lakukan dalam Mitigasi Gunung Api

Mitigasi dapat dibagi ke dalam tiga fase utama: sebelum, saat, dan setelah letusan gunung berapi.

Berikut adalah langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat.

1. Mitigasi Sebelum Letusan

Halaman
12

Berita Terkini